www.lorongka.com - Menjadi orang yang beruntung adalah hal yang sangat di inginkan oleh setiap orang, begitupun dengan orang tua akan merasa sangat beruntung ketika memiliki anak yang sangat membanggakan dirinya.
Namun bagaimna jadinya jika keberuntungan itu tidak berpihak baginya, dan malah mendapatkan suatu hal yang sangat buruk, bukannya prestasi yang mereka dapatkan malah sesuatu yang buruk.
Prestasi adalah hal yang sangat membanggakan namun apakah jadinya jika yang didapatkan bukan prestasi melainkan sesuatu yang buruk, apakah hal itu bisa dibanggakan. Tentu hal ini tidak pantas untuk dibanggakan.
Salahsatu keluarga kecil yang tinggal di ujung gang permata, mereka memiliki seorang anak kecil yang masih bersekolah kelas lima sekolah dasar. Setiap hari mereka berangkat sekolah bersama dengan teman-temanya.
Suatu hari, anak mereka berangkat kesekolah tanpa ditemani oleh kedilua orang tuannya untuk mengambil raport dan melihat hasil ulangannya apakah dia berhasil naik kelas atau tidak.
Ayah: Bagaimana dengan nilai ulangan kamu apakah semuanya baik ? (Tanya ayah kepada anaknya)
Anak: Baik ayah, semuanya baik, bahkan diantara ayah anak-anak yang lain, ayahlah yang paling beruntung.
Ayah: (mendengar perkataaan anaknya dia sangat merasa senang) jadi kamu dapat peringkat berapa ?
Anak: Saya tidak mendapatkan peringkat apapun ayah. (Menjawab dengan wajah polos sambil menatap wajah ayahnya)
Ayah: lalu kenapa kamu mengatakan kalau ayah ini adalah orang yang paling beruntung diantara ayah anak-anak yang lainnya ?
Anak: Iya ayah, ayah yang paling beruntung karena kali ini ayah tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membelikan saya buku baru. (Dengan wajah polos sambil tersenyum gembira)
Ayah: loh kenapa kamu tidak ingin dibelikan buku yang baru sementara anak-anak yang lain menginginkan buku yang baru. (Tanya ayah yabg sedang kebingungan)
Anak: Iya ayah ayah yang paling beruntung dan tidak perlu membelikan buku baru lagi karena tahun ini saya tidak naik kelas ayah jadi buku lama masih bisa saya gunakan. (Tersenyum seolah tak bersalah)
Ayah: arghhhhhh, itu bukan berutung namanya tapi ayah yang tidak beruntung. Mulai besok kamu tidak boleh banyak main lagi tapi harus banyak belajar, dan semua mainan ayah sita.
Anak: Yah ayah, kok tega sih. (Menampilkan muka sedih yang ingin di kasihani)
Ayah: jadi itu masih kurang ? Baik ayah tambahkan lagi, jdi mulai besok uang jajan kamu ayah kurangi.
Anak: Yah mati deh gue. Gue nggak bisa lagi traktir si laila. Tepok jidat.