Image from google |
www.lorongka.com --- Mungkin saat ini anda lagi galau dalam kesendirian, karena itulah alasan kenapa anda tersesat dalam puisi galau yang kali ini saya bagikan.
Sekarang bukan lagi saatnya untuk bergalau karena di bawah ini sudah saya siapkan puisi untuk mengusir kegalauan anda hingga galau itu tak lagi mampu tuk kembali. Silahkan di baca hingga akhir dan jangan lupa like fanpage dan share artikelnya.
Sekarang bukan lagi saatnya untuk bergalau karena di bawah ini sudah saya siapkan puisi untuk mengusir kegalauan anda hingga galau itu tak lagi mampu tuk kembali. Silahkan di baca hingga akhir dan jangan lupa like fanpage dan share artikelnya.
SUNYI DALAM KESENDIRIAN
Sepi itu adalah kesendirian.
Berteman dengan sunyi.
Berselimutkan kelam.
Bagai sangkar tak bertuan.
Sunyi membuatku rindu.
Akan dirimu yang menjauh.
Meninggalkan sepenggal kisah.
Akan cerita yang belum juga usai.
Kini kuterpaku dalam kesunyian.
Berlari tanpa arah.
Hingga kutersesat jauh.
Dalam pelarian yang tak ada ujungnya.
Hujan tak mampu lagi tertahan diantara mega.
Jatuh bagai badai membawa maut.
Hingga membasahi pipi.
Dan bibir pun bungkam dari kata.
Tak mampu lagi kurajut kata.
Untuk dirimu yang indah.
Karena kau telah pergi.
Meninggalkan luka dan seribu mimpi.
Kini kuhanya berkata.
Jika kau tak ingin kumiliki.
Maka jangan datang membawa mimpi.
Dan sejuta senyum namun hanya ilusi.
Karena tak mampu kuartikan rasa ini.
Terlihat jelas dihadanku.
Saat hati ingin memiliki.
Namun ragamu kini menjauhi.
Berteman dengan sunyi.
Berselimutkan kelam.
Bagai sangkar tak bertuan.
Sunyi membuatku rindu.
Akan dirimu yang menjauh.
Meninggalkan sepenggal kisah.
Akan cerita yang belum juga usai.
Kini kuterpaku dalam kesunyian.
Berlari tanpa arah.
Hingga kutersesat jauh.
Dalam pelarian yang tak ada ujungnya.
Hujan tak mampu lagi tertahan diantara mega.
Jatuh bagai badai membawa maut.
Hingga membasahi pipi.
Dan bibir pun bungkam dari kata.
Tak mampu lagi kurajut kata.
Untuk dirimu yang indah.
Karena kau telah pergi.
Meninggalkan luka dan seribu mimpi.
Kini kuhanya berkata.
Jika kau tak ingin kumiliki.
Maka jangan datang membawa mimpi.
Dan sejuta senyum namun hanya ilusi.
Karena tak mampu kuartikan rasa ini.
Terlihat jelas dihadanku.
Saat hati ingin memiliki.
Namun ragamu kini menjauhi.