Image from google |
SYAIR DAN DOA UNTUK ROHINGYA
(andika putra)
Masihkah ada hati yang tertinggal, melihat saudara kita di rohingya dipenggal, berlarian tanpa bekal, berharap deritanya tidak kekal.
Hari ini engkau berdarah lagi, karena ketenanganmu kini dizalimi, oleh orang-orang yang tak mempunyai nurani, hanya karena agamamu yang dimusuhi.
Deritamu ini sungguh menyayat hati, kalian terusir dari negeri sendiri, terbunuh dan tak lagi diakui, sementara kini rumahmu dilahap api.
Korban berjatuhan setiap harinya, ribuan orang meregang nyawa, tak kenal muda ataupun tua, dan itulah potret kehidupan muslim rohingya.
Tetap sabarlah menghadapi cobaan ini, karena kelak ketenangan akan kau dapati, walau rintangan harus bisa kau lewati, agar mendapat ketenangan yang abadi.
Tetaplah menjadi pemimpi, kelak derita ini tidak lagi terjadi, tetesan-tetesan darah tak lagi kau dapati, karena ketenangan akan kau nikmati.
Pusi ini kukirimkan untuk muslim rohingya, karena ku tak mampu berbuat apa-apa, hanya syair berisi doa, agar kelak kau bisa terbebas dan tertawa.
Hari ini engkau berdarah lagi, karena ketenanganmu kini dizalimi, oleh orang-orang yang tak mempunyai nurani, hanya karena agamamu yang dimusuhi.
Deritamu ini sungguh menyayat hati, kalian terusir dari negeri sendiri, terbunuh dan tak lagi diakui, sementara kini rumahmu dilahap api.
Korban berjatuhan setiap harinya, ribuan orang meregang nyawa, tak kenal muda ataupun tua, dan itulah potret kehidupan muslim rohingya.
Tetap sabarlah menghadapi cobaan ini, karena kelak ketenangan akan kau dapati, walau rintangan harus bisa kau lewati, agar mendapat ketenangan yang abadi.
Tetaplah menjadi pemimpi, kelak derita ini tidak lagi terjadi, tetesan-tetesan darah tak lagi kau dapati, karena ketenangan akan kau nikmati.
Pusi ini kukirimkan untuk muslim rohingya, karena ku tak mampu berbuat apa-apa, hanya syair berisi doa, agar kelak kau bisa terbebas dan tertawa.