Andika putra |
LorongKa.com --- Ini adalah puisi yang bercerita tentang kegalauan seseorang yang pernah merasakan cinta lalu kini dia yang terluka karena cinta yang pernah dirasakannya.
Cinta yang selama ini mengajarinya akan bahagia dan bermimpi namun cinta pulalah yang membuat mimpinya hancur dan membuatnya terpuruk dalam sakit yang begitu sakit.
Kadang kubertanya kepada kepalaku sendiri,
Mengapa bayangnya tak jua menepi,
Mengapa Ia betah menetap disini.
Tau kah kau bahwa dia yang telah menorehkan luka,
Luka yang penuh dengan bara,
Luka yang menghilangkan tawa.
Ia yang telah melukis senja pada senyum,
Lalu pergi dengan menghadiahi malam,
Malam yang bertabur sepi dalam kelam.
Ia yang telah mengajariku jatuh cinta,
Ia yang telah mengajariku tetang bahagia,
Ialu pergi meninggalkan luka.
Kini ku tatap ujung langit sana,
Terlihat tak lagi sama,
Yang ada hanya bintang bertabur air mata.
Kini bukan lagi bahagia,
Karena cinta telah berubah duka,
Lalu cinta pula yang telah menikam dada.
Cinta yang selama ini mengajarinya akan bahagia dan bermimpi namun cinta pulalah yang membuat mimpinya hancur dan membuatnya terpuruk dalam sakit yang begitu sakit.
Cinta Menikam Dada
Kadang kubertanya kepada kepalaku sendiri,
Mengapa bayangnya tak jua menepi,
Mengapa Ia betah menetap disini.
Tau kah kau bahwa dia yang telah menorehkan luka,
Luka yang penuh dengan bara,
Luka yang menghilangkan tawa.
Ia yang telah melukis senja pada senyum,
Lalu pergi dengan menghadiahi malam,
Malam yang bertabur sepi dalam kelam.
Ia yang telah mengajariku jatuh cinta,
Ia yang telah mengajariku tetang bahagia,
Ialu pergi meninggalkan luka.
Kini ku tatap ujung langit sana,
Terlihat tak lagi sama,
Yang ada hanya bintang bertabur air mata.
Kini bukan lagi bahagia,
Karena cinta telah berubah duka,
Lalu cinta pula yang telah menikam dada.