Tindas Sesukamu
(Hariani Arifuddin)
Dikaisnya sisa reruntuhan itu.
Dengan ribuan decit granat yang mericuh di langit kelabu.
Ban-ban dari mobil raksasa terus saja melindas segala.
Ribuan senapan ditodongkan di depan muka.
Disini ramai,
Sungguh.
Namun kami tetap diam membisu.
Sehingga hening menyerbu.
Lalu,
Darimana gerangan suara menggelegar itu?
Sedang suraupun tak mengumandangkan kalam ilahi.
Ya,dikau benar wahai kawan.
Suara itu dihasilkan oleh mercon yang siap membunuh kapan ia mau.
Dari suara runtuhan yang luluh lantak oleh pengerat besi raksasa itu.
Disini, iya disini.
Kami yang kecil hanya dapat meraung dalam diam.
Yang jika lapar hanya dapat mengais sisa di balik reruntuhan.
Yang berjalan pun harus mengendap-endap.
Ini rumah kami!
Inipun negara kami!
Mengapa kau tega menawan perempuan-perempuan kami!?
Membunuh para kesatria kami!?
Lalu kau sengsarakan anak cucu kami!
Jika kau ingin.
Ambilah segala yang kami punya.
Hancurkan
Tapi kami hanya minta.
Jangan kau sentuh surau kami.
Jangan kau buldoser tempat ibadah kami.
Hai tuan penjajah berhati batu.
Sesungguhnya,
kau tengah mengundang azab tuhan yang keji untukmu