Tiga tahun silam, saat kau memilih pergi dengannya
Aku mengatai pasanganmu
"Sialan, kau lelaki murahan"
Dia tak menghiraukan lalu beranjak pergi
Batinku lalu menyambut
"Aduh, kasihku dirampok dari genggamanku"
Dia tetap pergi dengan raut wajah yang gembira
Di waktu yang sama, kau tertawa
Telunjukmu mengarah tepat di wajahku
"Kau tidak benar-benar mencintaiku" ucapku
"Jika iya kenapa" jawabmu
"Pergilah sebelum tubuhmu tinggal nama" ucapku yang tidak begitu serius
Satu bulan kemudian, kau datang meminta balikan
"Kenapa? Apa kau ingin mengejekku lagi?" Tanyaku
"Aku menyesal, ternyata dia hanya memanfaatkanku" jawabnya
"Pergilah, kau tidak sesuci namamu lagi"
"Aku belum disentuhnya" jawabnya
"Cintamu yang tak suci dan aku tidak ingin mengotori pelukku" jawabku
Dia tetap merengek
Aku tidak menghiraukannya
Dia kesal lalu pergi
Matanya berkaca-kaca
"Pergilah, tubuhmu tidak lagi kubutuhkan" suara batinku
Aku mengatai pasanganmu
"Sialan, kau lelaki murahan"
Dia tak menghiraukan lalu beranjak pergi
Batinku lalu menyambut
"Aduh, kasihku dirampok dari genggamanku"
Dia tetap pergi dengan raut wajah yang gembira
Di waktu yang sama, kau tertawa
Telunjukmu mengarah tepat di wajahku
"Kau tidak benar-benar mencintaiku" ucapku
"Jika iya kenapa" jawabmu
"Pergilah sebelum tubuhmu tinggal nama" ucapku yang tidak begitu serius
Satu bulan kemudian, kau datang meminta balikan
"Kenapa? Apa kau ingin mengejekku lagi?" Tanyaku
"Aku menyesal, ternyata dia hanya memanfaatkanku" jawabnya
"Pergilah, kau tidak sesuci namamu lagi"
"Aku belum disentuhnya" jawabnya
"Cintamu yang tak suci dan aku tidak ingin mengotori pelukku" jawabku
Dia tetap merengek
Aku tidak menghiraukannya
Dia kesal lalu pergi
Matanya berkaca-kaca
"Pergilah, tubuhmu tidak lagi kubutuhkan" suara batinku