Sejak TK, ia sudah harus berjualan nasi kuning di sekolah. Itu semua ia lakukan untuk bertahan hidup dan membantu ibunya.
“Waktu TK dulu setiap saya mau kesekolah, saya selalu nebeng sama siapa saja yang lewat depan rumah yang mengarah ke sekolah, mamaku yang tahankan,” ucapnya.
“Saya juga ingat waktu SD, setiap pagi saya selalu bawa 2 atau 3 tempat kue isinya itu nasi kuning dan keripik yang saya titip di kantin nanti pulang sekolah baru saya ambil kadang juga saya bawa ke kelas dan saya tawarkan ke teman-teman dan Alhamdulillah jualanku laku” sambungnya.
Aida yang saat itu masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) merasa tidak malu ataupun minder dengan teman-temannya yang lain karena harus membawa barang jualan ke sekolah. Setelah ia sadari dari hal-hal kecil seperti itu telah membangun kepercayaan dirinya hingga saat ini.
"Saya ingat sekali waktu masih SD, kalau mau masak haruska prgi cari kayu dulu, anak SD ini cari kayu di jalan terus di bawa ke rumah supaya bisa dipakai untuk masak" Ujarnya sambil tertawa saat menceritakan masa lalunya.
Aida dikenal sebagai seorang murid yang berprestasi. Dari kelas satu hingga lulus Sekolah Dasar ia tidak pernah keluar dari peringkat 1, 2 dan 3. Ia juga mendapat beasiswa berprestasi, bahkan pernah meraih juara satu lomba debat.
Ketika memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP) ia masih dikenal dengan prestasinya dan aktif berorganisasi. Kemudian di Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam beberapa lomba ia pernah mewakili kabupaten dan provinsi. Lalu berpuncak di bangku kuliah, ia pernah mengikuti lomba di tingkat nasional. Dan pada tahun 2018 ia terpilih sebagai duta Genre dan menjadi pembicara diberbagai tempat.
Prestasi yang ia dapatkan selama ini tak lepas dari didikan dan kasih sayang seorang ibu yang membuatnya tidak pernah merasa kekurangan apapun. Ibunya juga bisa memerankan dirinya sebagai seorang ayah. Setiap kali pulang kerja, meski dalam keadaan lelah ibunya tak lupa mengajarkan anaknya membaca, menulis dan membantu Aida mengerjakan tugas.
Dari masa lalunya ini Aida banyak mendapatkan pelajaran. Ia sudah merasakan pahit manisnya kehidupan di umurnya yang masih terbilang sangat muda, sebab itulah ia ingin menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
Aida juga berharap melalui kisahnya ini, dapat menginspirasi bagi semua orang. “Ada niat, ikhlas karena Allah, dan selalu berdoa minta restu insyaAllah semua bisa dicapai. Itulah prinsip hidup yang selalu saya pegang sampai saat ini” tutupnya.
Citizen Reporter: Nurdiana