Menurutnya pengalaman menjadi finalis Sunsilk Hijab Hunt merupakan pengalaman yang sanagat berkesan dihidupnya. Pada saat audisi tahun 2018 di Makassar kemarin karena unsur coba-coba . Pas hari audisi dengan setelan sederhana dia tampil percaya diri dan Nana dengan langkah pasti maju ke babak 20 besar . Karena ikut audisi dengan cara coba-coba, saat unjuk bakat dengan persiapannya yang dibilang kurang tapi memang bakatnya dibidang tarik suara dapat meyakinkan juri memilihnya mewakili Makassar diajang grand final di Jakarta.
‘’Jatuh bangun dalam karir sudah pasti ada, dalam sebuah karir feeling down pasti ada nah saya paling sering seperti itu. Contoh kecilnya dipandang sebelah mata, dicaci maki dsb. Tapi itu semua saya jadiakan motivasi untuk terus berproses‘’
Meskipun untuk mencapai ke titik ini tidaklah mudah ada banayak tahapan yang dilalui. ’’Saya dulu tipe orang yang malu tampil depan umum MasyaAllah setengah mati malunya, saya ingat waktu kelas 2 SMA saya pernah ditertawakan karena saat porseni tampil mewakili kelas dan ternyata salah lirik saking groginya alhasil malunya luar biasa” ujarnya.
Tetapi kesalahan dimasa lalu tidak membuat Nana patah semangat, malah membuatnya semakin terpacu. Dari pengalaman itulah ia belajar melatih diri untuk tampil depan umum.”Prinsip saya selama mau berusaha pasti ada jalan, Allah denger kok.
Baginya Sunsilk Hijab Hunt merupakan peluang emas bagi muslimah untuk menujukkan potensinya sehingga bisa dikenal orang lain. Karena melalui ajang bergengsi ini mendapatkan banyak pengalaman yang mungkin tidak akan dimiliki wanita lain seumurannya.
Namun dibalik prestasi yang ia raih tentunya tidak terlepas dari dukungan dari orang tua dan orang-orang baik disekelilingnya. Salah satu nasihat yang ia selalu ingat dari perkataan Ayahnya adalah juara itu nomor 2, tetapi pengalaman itu nomor 1. “Jadi prinsip yang saya pegang sampai sekarang selama kita mau berusaha, kita semua adalah pemenang.” pesannya ketika diwawancarai
Citizen journalist: Aryana N