Tersungkur
Oleh: Didi Diah, S.Kom
Malam, kau hadirkan ketenangan bagi jiwa yang terkulai.
Menatap rapuhnya angan-angan
Dinginnya malam menusuk tulang-tulang yang tersandera silaunya dunia
Tubuh rapuh bergelimang dosa
Malam, harusnya kau mampu membasuh jiwa kami yang lusuh
Karena keserakahan dan nafsu yang membuat pilu
Temaramnya sinar rembulan tak mampu goyahkan sejumput ragu
Masih sanggupkah esok pagi kurengkuh duniaku
Malam, harusnya aku tertunduk malu mengharap ampunan dari Sang pemilik jagat bumi
Atas kekhilafan diri saat teriknya mentari mambalut kami
Kukejar dunia tanpa tahu diri
Seakan akan semua mampu kubawa berlari menghindariMu
Malam, sungguh malang diriku
Terhempas layu bak daun kering yang jatuh satu persatu tertiup angin
Merogoh kesombongan diri seakan akan pemilik singgasana duniawi
Namun sirna kala gemericik air jatuh ke bumi.
Lungkrah hati tak bertepi
Mematut memohon ampunan sang Illahi Robbi
Jiwa kusam ini hendak kembali dalam keadaan suci
Mempertanggungjawabkan kezaliman diri kepada setiap nafas di bumi ini
(Tangerang Banten)