Pengumuman dua orang warga negara Indonesia (WNI) positif terjangkit virus Corona berdampak besar terhadap masyarakat Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Harga masker di Kendari kini naik 10 kali lipat. (Dikutip dari detik.com)
Imbas kasus virus korona di Indonesia, harga masker turut melambung di pasaran. Seperti di pasar Pramuka, Jakarta Timur. Harga masker sudah menembus harga Rp 1,5 juta. (dikutip dari jawapos.com)
Setelah Presiden Jokowi mengumumkan bahwa ada WNI yang terjangkit virus corona di depok, masyarakat Indonesia berbondong-bondong membeli masker yang tak tanggung-tanggung jumlahnya. Bahkan ada oknum tertentu yang justru menimbun masker dan menjualnya dengan harga berkali-kali lipat dari harga normal. Kita sebagai sesama muslim ketika ada ancaman komunal seperti ini seharusnya membagikannya secara cuma-cuma, bersedekah untuk kesehatan bersama.
Sebenarnya sudah tak mengherankan lagi ketika kaum kapitalisme merajai pasar bebas sekarang ini, maka bukan lagi kesejahteraan masyarakat yang diutamakan tapi bagaimana mereka bisa mengambil keuntungan sebanyak mungkin tanpa memperdulikan sekelilingnya. Sistem kapitalisme telah membuat segelintir orang yang memiliki modal semena-mena dengan kesulitan saat ini.
Kapitalisme juga melahirkan paham sekularisme, yakni memisahkan kehidupan dunia dan akhirat, mereka tidak lagi mementingkan halal haramnya suatu tindakan karena merasa kehidupan dunia lebih menguntungkan. Itulah kenapa dengan adanya virus corona ini, bagi mereka tidaklah penting kesehatan sesamanya selama keuntungan ada di genggamannya.
Bukan itu saja, masyarakat Indonesia juga terlalu panik dengan adanya virus corona ini. Apakah dengan menggunakan masker, lantas kita terhindar dari virus ini? Justru banyak orang yang tidak menggunakannya dengan benar, mereka sering memperbaiki letak masker dan menyentuh wajah mereka padahal itu menjadi salah satu cara penularan virus corona.
Seharusnya mereka juga paham siapa yang menciptakan virus ini ada hingga menyebar begitu masif di beberapa negara, bisa jadi Allah ciptakan virus ini sebagai ujian bagi kaum muslim dan cobaan bagi kaum kafir. Allah yang ciptakan maka Allah juga yang akan mematikan, yakinlah jika Allah ingin membinasakan seseorang meskipun Allah datangkan virus berpuluh-puluh kali lipat bahanyanya jika Allah tidak mengijinkan takkan ada yang membahayakan hingga mematikan manusia.
Cara terbaik untuk menghindari terkena virus corona, pertama-tama dan terutama, menunda perjalanan ke tempat-tempat dengan wabah yang diketahui. Mencuci tangan dengan seksama; hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci; hindari kontak dekat dengan orang yang sakit; serta mendisinfeksi objek dan permukaan yang sering disentuh; dan yang terakhir dan paling utama adalah mintalah pertolongan kepada Allah SWT, zat yang maha pengatur segala kejadian. Fenomena ini tidak akan ada atas izin Allah, jadi kita sebagai umat Islam perbanyaklah berdoa dan meminta pertolongan agar dijauhkan dari wabah penyakit ini.
Dari virus corona ini kita bisa tahu bahwa orang-orang kapitalis tidak akan tinggal diam dalam mengambil kesempatan sesempit apapun kesempatan itu untuk meraup keuntungan sebanyak mungkin. Jelas sekali bahwa sistem ini adalah sistem yang rusak bahkan banyak contoh di sekeliling kita bagaimana kaum kapitalisme bermain kotor dalam pasar.
Sistem yang paripurna dan fakta akan kesejahteraan bagi rakyatnya hanyalah sistem Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, maka taatilah hukum syara' yang dibawa oleh Rasulullah SAW karena semua itu bersumber dari Allah SWT.
Ta'atlah kepada Allah, tingkatkan Iman dan amal kita, semoga Allah datangkan pertolongan bagi kita dan semoga virus ini jadi sebab hidayah serta Allah lindungi kita semua dari wabah penyakit ini.
Wallaahu a'lam bi ashshawaab.
Penulis: Ega Sintia Meilani (Member Writing Class With Hass)