(Muh.Nurhidayat.S)
Situasi negara Indonesia hari ini amat sangat memprihatikan akibat hadirnya salah satu wabah virus yang mengancam hajat hidup orang banyak. Cucuran air mata masyarakat kini membanjiri seluruh daerah di Indonesia karena di sebabkan oleh pemberitaan tentang meningkatnya jumlah kematian akibat terjangkit Corona virus atau COVID-19.
Dalam meneropong kondisi di atas bahwa antisipasi seseorang terhadap Pandemik Corona virus harus di reaktivitaskan agar alarm dalam dirinya aktif terus menerus. Artinya bahwa dalam mengaktifkan semua itu diperlukan sebuah terobosan yang pastinya berpotensi menghindarkan seseorang pada keganasan wabah corona virus. Sebelum terlalu jauh membahas kita sorot bagaiman negara memposisikan dirinya.
Negara Indonesia adalah negara yang memiliki sebuah tatanan atau struktur pemerintahan yang memiliki fungsi untuk menciptakan atau merawat stabilitas sosial serta memberikan jaminan perlindungan untuk seluruh warganya tanpa ada pemetaan kelas. Saat ini yang di konsumsi masyarakat dalam pikirannya yaitu himbauan untuk tetap berada dirumah dan tidak melakukan aktivitas seperti membuat perkumpulan dan sebagainya.
Himbauan tersebut merupakan terobosan pemerintah agar supaya memutus mata rantai Pandemik Corona virus dan lebih tajamnya lagi mereka membuatkan sebuah agar semua orang menjalankan himbauan itu. Kalaupun ada masyarakat yang tidak menjalankannya maka mereka harus menerima konsekuensi berupa ancaman pidana dan sebagainya. Mengeluarkan sebuah himbauan tentunya juga harus siap mempertanggung jawabkannya. Kita buat simulasi agar lebih dapat gambarannya.
“terdapat suatu negara yang sedang tertimpah bencana besar sehingga pemerintahan dalam begara tersebut harus mengambil langkah agar rakyatnya tidak menjadi korban. Langkah tersebut yaitu menghimbau seluruh rakyatnya tetap berada dirumah saja. Namun dalam zaman modern, seseorang di haruskan bekerja untuk mendapatkan sejumlah uang agar dapat menukarkannya di pasar dan mendapatkan barang yang di inginkan.
Misalnya berupa kebutuhan kebutuhan pokok manusia dan ketika mereka tidak bekerja maka sama halnya ia bunuh diri. Lantas mereka di himbau oleh pemerintah agar tetap dirumah saja, jadi pemerintahan dalam negara itu seusai mengelurkah himbaun mereka harus mempertanggung jawabkan semuanya dengan cara membagikan kebutuhan-kebutuhan yang di inginkan oleh rakyatnya”
Simulasi itu menggambarkan bahwa bagaimana tanggung jawab pemerintah ketika melakukan pembatasan aktivitas masyarakat. Kita tarik pada konteks negara Indonesia dengan bercermin pada simulasi di atas. Saat ini pemerintah indonesia mempertanggung jawabkan himbauan yang di keluarkannya dengan cara membagikan disetiap daerah anggaran dana yang cukup banyak untuk diperuntukkan kepada masyarakat. Dalam mengelolah agaran itu, pastinya ada pihak yang di amanahkan agar anggaran tidak di alih fungsikan.
Namun yang menjadi soal hari ini, anggaran yang diperuntukkan untuk menutupi kebutuhan masyarakat itu kemudian terindikasi telah disunat bahkan di hisap oleh beberapa orang yang pastinya memenangkan sebuah kompetisi dalam pasar.
Salah satu parameter dari munculnya indikasi tersebut yaitu maraknya pemberitaan di media sosial bahwa masih banyak masyarakat miskin yang belum mendapatkan atau merasakan bantuan dari pemerintah. Parahnya lagi sebagian besar masyarakat yang sudah mendapatkan bantuan sembako atau sejumlah uang kembali terdapat persoalan semisal beras dan ayam.
Beras pada dasarnya juga memiliki beberapa tingkatan semisal ada yang premium dan ada yang medium. Sesuai yang di ketahui penerima sembako bahwa beras yang disalurkan itu memiliki kualitas premium tetapi lantaran pada saat dibuka ternyata memiliki kualitas medium. Kemudian ayam yang diperuntukkan untuk masyarakat penerima bantuan, terkadang mendapatkan ayam yang sudah beberapa hari di rendam dalam air sehingga pada saat di masak daging ayam tersebut hancur.
Ketika kita melihat rentetan kejadian tersebut maka ada oknum yang kemudian ingin mengambil keuntungan sendiri. Oknum tersebut di sebut sebagai mafia bencana yang artinya bahwa orang yang ingin mengambil keuntungan sendiri di tengah wabah atau pandemic corona virus. Tindakan-tindakan seperti ini sangat tidak mencerminkan rasa kemanusiaan dan harus mendapatkan perhatian khusus.
Secara pribadi saya berharap kepada pihak yang memiliki otoritas dalam pengawasan anggaran, agar lihai dan teliti dalam melakukan pengawasan. Saya juga meminta agar pihak yang di amanahkan untuk pengawasan harus yang memng betul-betul independent karena jangan sampai si pengawas tersebut terninabobokan oleh sejumlah uang apalagi anggaran yang di peruntukkan untuk masyarakat miskin di tengah pandemic corona virus cukup banyak bahkan beberapa miliyar.
Penulis : Muh.Nurhidayat.S (kader gerakan rakyat dan mahasiswa Indonesia atau di singkat Gerak Misi)