"Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.”
HR. Muslim (no. 2999).
Lorong Kata - Allah Swt menciptakan manusia lengkap dengan akal, naluri dan kebutuhan jasamani, muslim ataupun non muslim. Diciptakannya manusia memiliki misi untuk beribadah kepada Allah sebagaimana yang Allah jelaskan dalam Al Qur'an (QS. Ad Dzariyat: 56) dan mengemban risalah Islam ke penjuru dunia. Oleh karenanya Allah mengutus Baginda Nabi Saw dengan risalah Islam dan dilanjutkan oleh para sahabat Nabi Saw juga hingga saat ini.
Dalam menjalani kehidupan Allah Swt berikan sahabat kembar yaitu sabar dan syukur agar mereka senantiasa menemani seorang muslim di manapun berada. Maka dalam beraktifitas, seorang muslim hendak bermuhasabah apa saja yang telah dilakukannya, sudahkah sesuai dengan misi penciptaan dan apa yang diperbolehkan oleh Allah Swt.
Seorang ulama popular, Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin pun berkata: “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia semestinya meninggalkan catatan wasiat pada setiap harinya, maka kewajiban juga melalukan pengiraan terhadap perilaku mereka, tidak ada bedanya dengan pedagang yang mengira untung-rugi pada tiap tahun, bulan bahkan setiap hari.”
Ya, seorang ulama besar saja senantiasa muhasabah diri setiap harinya. Di tengah Pandemi saat ini, ketika mencoba merenung dan muhasabah sahabat sabar senantiasa mengingatkan. Bahwa harus bersabar dengan segala ketentuanNya, tak bisa aktifitas seperti biasa, tak bisa mudik seperti tahun lalu, tak bisa bebas ke sana dan ke mari. Begitupun para pedagang, tak bisa berjualan seperti biasa dengan resiko omset turun.
Sabar melihat korban yang terus bertambah di tengah wabah, sabar melihat para penguasa yang terkesan lamban dan setengah hati mengurus rakyat. Sabar sambil terus berdoa dan mencoba menuangkan dalam tulisan segala keluh kesah rakyat terhadap penguasa. Bersabar dari musibah berbuah pahala, karena pasti ada maksud dari Allah untuk para hambaNya. Seperti pepatah, barangsiapa yang bersabar akan menang.
Selain sabar, sahabat kembarnya yaitu syukur. Dari kondisi saat ini bisa merasakan nikmat syukur yang tiada terkira, bahwa nikmat sehat itu luar biasa. Sementara di luar sana, korban corona terus bertambah baik yang ODP, PDP, terinfeksi corona dan yang meninggal. Tak terbayang, bagaimana rasanya menjadi bagian dari keluarga mereka yang menjadi korban baik yang sadar dirinya terinfeksi ataupun tidak.
Bersyukur tak serumit para medis yang setiap hari harus bertemu pasien dan meninggalkan keluarga dalam waktu yang lama. Bahkan para medis harus menggunakan APD yang sebenarnya tidak nyaman dipakai berjam-jam, sehingga mereka terkadang harus menahan rasa haus, lapar serta hanya sekadar buang air kecil pun mereka tahan. Hal ini yang bisa dilakukan stay di rumah agar membantu proses memutus pencegahan corona.
Bersyukur tak bertemu dengan yang terinfeksi baik yang carier dan tidak, memilukan jika terjadi di suatu daerah ada penolakan jenazah covid-19 baik dari kalangan tenaga medis ataupun bukan. Mereka pun tak berharap bertemu dengan virus tersebut, ujian bagi mereka dan seharusnya sesama muslim harus saling empati begitupun selain muslim.
Allah Swt berfirman: "Engkau tidak menciptakan semua ini sia-sia. Maha suci Engkau, maka jagalah kami dari adzab neraka." (TQS. Ali Imron: 191) Allahu A'lam Bi Ash Shawab.
Penulis: Sherly Agustina, M.Ag (Revowriter Waringin Kurung)