Muh Irwan (Mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar) |
Entitas sosial adalah Kehidupan manusia yang mempunyai struktur dan saling keterkaitan antara individu individu yang membentuk sebuah kelompok kemasyarakatan dan saling ketergantungan dengan yang lainya, dari kertergantungan inilah sehingga manusia akan membentuk sebuah organisasi. Dari keterhubungan-keterhubungan tersebut akan menciptakan suatu sistem yang akan membuahkan kesenjangan dan kesesejahteraan sosial.
Manusia selalu ingin keluar dari masalah-masalah dari pertanyaan kebutuhan hidupnya, dan mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebu. Seperti manusia, gua menemukan api untuk menghangatkan tubuhnya, lalu menemukan listrik sebagai pengganti api untuk memasak dan menjadi penghangat, manusia selalu menemukan masalah dan berusaha menjawabnya.
Manusia meneruskan penemuan-penemuan pendahulunya, dari abad ke abad, suatu pengalaman yang lebih luas lebih inklusif dan mendalam yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman sosial yang telah dimiliki manusia zaman dahulu, dan dalam sinaran pengalaman-pengalaman tersebut ia mempelajari masalah sosial.
Masalah-masalah yang muncul dari kehidupan manusia tidak lepas dari sistem yang berlaku. Sistem yang menyentuh sisi kemanusian dari perbudakan hingga feodalistik dll, akan melahirkan masalah sosial dalam kehidupan. Kemiskinan dan pengangguran akan berusaha keluar dari kehidupan yang menyiksanya.
Dari berbagai masalah-masalah tersebut manusia kemudian menciptakan sebuah sistem untuk memecahkan masalah sosial tersebut.
Namun, pertanyaanya sistem apa yang kemudian cocok digunakan? Untuk menjawabnya kita harus kembali melihat keadaan-keadaan sosial yang terjadi, segala bentuk masalah yang terjadi dan penerapan untuk menuju kepada jawaban pertanyaan tersebut dibutuhkan pengalaman pengalaman dalam melihat kehidupan sosial,
Perspektif marxisme, Secara spiritual dan intelektual manusia telah dikondisikan untuk mengabdi kepada cara produksi dan jenis-jenis produksi, dari perampasan ruang yang dapat menyababkan orang menjadi buruh upahan pada pabrik industi dimulai pada perampasan sarana penghidupan, membajak sawah dengan hewan ternak menurut marxisme, sebagai contoh, menginspirasi manusia bahwa sistem feodallah yang lebih baik, sedangkan mesin uap yang di gunakan untuk menggarap yang muncul belakangan mengajarkan kepadanya bahwa kapitalismelah yang paling baik. Alat produksi yang elektrik dan otomatis memberikan kepada masyarakat konsep intelektual baru, dengan kepercayaan bahwa sosialisme yang paling sesuai.
Oleh karena itu manusia mampu mengetahui apa yang lebih baik, itu adalah kemampuanya untuk menginterpretasikan hasil sosial dari seluruh hasil produksi.
Modernisasi dan globalisasi muncul belakangan dengan transmisi kebudayaan yang beda, dalam kehidupan modern, masyarakat cenderung pada kebudayaan konsumtif. Secara tidak sadar kita dipenuhi dengan simulasi atau objek palsu yang timbul belakangan, objek tiruan membuat masyarakat tidak memandang kualitas barang namun, hanya mengkonsumsi tanda yang kemudian mempengaruhi. Waktu senggang menjadi waktu untuk berbelanja di mall sehabis bekerja, semua itu adalah konstruk dari satuan kerja yang saling terkait.
Kapitalisme mampu menciptakan suatu sistem yang dapat mengkonstruk masyarakat dengan penanaman budaya yang bahkan tidak sempat kita pikirkan, pemiskinan dan perampasan sarana produksi untuk kepentingan kapital berkedok keuntungan bahkan bersembunyi di balik kemanusiaan.
Masalah sosial yang diciptakan oleh sistem yang menyentuh entitas sosial, telah mendorong manusia dalam pertarungan dengan sistem yang menyeru fitrah manusia, di mana sisi kemanusian yang merasa tertindas akan berusaha keluar dari sistem yang menindas, dan berusa menciptakan suatu sistem baru sebagai perlawanan, untuk melangsungkan suatu perang yang panjang dan melibatkan diri dalam suatu perjuangan, dengan memanfaatkan berbagai tata cara pemikiran.
Dengan sistem, harus dirubah sesuai dengan keadaan sosial dan melihat masyarakat sebagai prioritas. Masyarakat menjadi satuan kerja dari sistem yang berlaku. Dalam dunia bisnis masyarakat menjadi sebuah pelanggan yang siap sedia menyumbangkan uangnya.
Problematika sosial dalam dunia modern kian menjadi pertanyaan yang belum mampu terpecahkan sampai hari ini, tingkat eksploitasi jam kerja pada buruh, pengangguran dan masalah sosial lainya, sistem yang berlaku hari ini, modernisasi atau pemodernan pada masyarakat memaksa masyarakat bekerja untuk kebutuhan hidup agar tak tertinggal dalam dunia sosialnya.
Kini sistem yang diciptakan kapitalisme yang menjadikan masyarakat sebagai sarana pendapatan, bahkan menyentuk sruktur sosial dalam masyarakat, entitas sosial dan kecendrungannya membentuk struktur sosial menjadikan sistem harus menguntungkan masyarakat secara universal.
Penulis: Muh Irwan (Mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar)