Muhasabah Pejuang Pena
Mayang Ummu Zadit
Detik waktu terus berbunyi
Menyapa heningnya kesunyian malam
Menemani jiwa dikala renungan yang terus terbayang
Wahai diri
Tuhan ciptakan engkau begitu sempurna
Tapi mengapa begitu banyak alasan yang kau buat karenanya
Kesibukan dunia menghujam segala ambisi dunia
Tak ingatkah engkau jika Tuhanmu telah membelimu dengan harga diri, harta juga nyawa
Apakah masih ada tawaran kesombongan dengan kebahagiaan yang penuh kepalsuan
Wahai diri
Tuhan telah berikan kemampuan untukmu
Merangkai kata demi kata hingga kau mahir karenanya
Masihkah kau terlena hingga aksara membuatmu terbuai makna
Apakah tak malu, diberi amanah tapi tak digunakan
Diberi kesempurnaan tapi terus mengabaikan
Diberi kepercayaan tapi terus dilalaikan
Maafkan diri ini
Berkata sebagai pejuang literasi
Tapi tak bisa merajut aksara
Hingga kelak menjadi perjuangan yang nyata.
Layaknya sinar bulan menemani diperaduan
Mentari pagi menyibak harapan
Diri ini berselendang keilmuan
Memancarkan kegemilangan masa depan
Andai waktu bersahutan
Menyibak seuntai kenangan
Asa diri takkan lekang dimakan waktu
Tertunduk zaman mengharap setangkup rindu