Kayla Veza (siswi IHS Thariqul Izzah) |
"Huh! Bukankah Nisa sudah bilang kalau Nisa tidak mau ikut? Ayo, pulang saja, Ma," bujuk Nisa sambil menggoyang-goyangkan pundak mamanya.
"Kenapa? Mama ngajak kamu ke rumah Kakek supaya bisa beradaptasi dengan alam. Kamu itu kerjaannya kalau di rumah bermain HP terus." Mama santai menjawab. Nisa kembali cemberut. Beberapa jam kemudian, mobil Nisa sudah sampai di depan sebuah rumah joglo bercat putih. Yap, itu rumah kakek Zen, kakeknya Nisa.
"Ah.., kau sudah datang, Nisa," kakek Zen beranjak dari kursi depan rumahnya, berjalan menghampiri mobil Nisa dan mamanya. Nisa tersenyum tipis. Mereka bertiga segera masuk ke rumah kakek Zen. Nisa melihat sekeliling rumah kakeknya.
Pagi harinya, Nisa berjalan-jalan di sekitar rumah kakeknya.
Rumah kakeknya itu berada di daerah pegunungan gunung Bromo. Udaranya sangat sejuk. Hamparan sawah hijau terlihat sampai di ujung sana. Harusnya Nisa senang melihat pemandangan ini, tapi tidak. Nisa kembali bersungut-sungut.
"Argh! Kenapa, sih, disini tidak ada sinyal?! Yang benar saja!" Nisa memanjangkan tangannya, berusaha mencari koneksi internet. Nisa adalah seorang youtuber. Video-video di akun Youtubenya sudah ditonton oleh ribuan orang. Itu sebabnya ia harus membuat video yang menarik agar bisa ditonton lagi. Sesaat kemudian, matanya melirik seseorang di sawah. Nisa segera menuruni tangga menuju sawah, menghampiri orang tersebut.
"Eh, ada cucu Kakek. Sini, yuk, bantu Kakek," Kakek Zen tersenyum. Nisa segera mendekat. Beberapa jam kemudian, kakek Zen berdiri.
"Nah, sekarang kita ke hutan. Pakai topi ini biar tidak kepanasan, ya." Kakek Zen memberikan topi rajut ke Nisa. Nisa segera memakainya. Mereka berdua segera berjalan menuju hutan dekat sawah. Walaupun kakek Zen sudah tua, fisiknya masih sehat dan bugar. Cukup mengejutkan untuk orang yang sudah berumur 57 tahun.
Dalam hutan sepi sekali. Hanya terdengar suara derap langkah kaki mereka dan hewan-hewan dihutan. Pohon-pohon besar terlihat komenjulang tinggi sekali. Suara-suara hewan yang tinggal disana terdengar bersahutan.
"Kek, kenapa kita ke hutan?" tanya Nisa sambil menepuk nyamuk-nyamuk disekitarnya. Nyamuk-nyamuk di dalam hutan sangat besar, untung saja Nisa memakai baju lengan panjang dan celana panjang. Kakek Zen yang berjalan didepannya menoleh kebelakang.
"Kita akan mengambil kayu bakar untuk di rumah. Kayu yang kita ambil banyak sekali. Makanya, kakek panggil kamu untuk membantu membawa kayu."
Nisa mengangguk. Didepan, kakek Zen segera mengayunkan kapaknya. Sementara Nisa membantu membawa kayu potongan tersebut ke rumah kakek. Mereka bolak-balik membawa kayu bakar dari hutan ke rumah. Sembari melakukan itu semua, Nisa mendapat ide untuk konten YouTube-nya.
"Mengapa tidak menceritakan indahnya alam Indonesia di kanal Youtube saja ya?" suara hati Nisa.
Selama di rumah Kakek, Nisa juga tersadar. Ternyata Indonesia ini begitu indah. Nisa tidak terlalu memedulikannya dikarenakan kesibukannya sebagai youtuber.
Sepulangnya dari hutan, Nisa segera mengambil ponselnya, memulai vlog. Nisa menceritakan indahnya alam Indonesia. Dan mendapatkan respon bagus dari netizen.
Nisa teringat akan petuah ustad Samsul. Di dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka," (Surat Ali Imran, ayat 190-191).
Sejak itu Nisa ketagihan membuat vlog tentang keindahan alam Indonesia.
Penulis: Kayla Veza (siswi IHS Thariqul Izzah)