Fauzan Rois Afdholi (Mahasiswa prodi kesejahtraan sosial UMM, kader GMNI DPK UMM, anggota divisi humas himaks UMM, anggota eksternal forkomkasi jatim) |
Gotong royong adalah istilah bangsa indonesia yang digunakan untuk bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatau hasil yang didadambakkan. Istilah ini berasal dari kata gotong yang berarti bekerja dan kata royong yang berarti bersama. Bersama dengan mengedepankan musyawarah, pancasila ,hukum adat, dan ketuhanan, serta kekeluargaan gotong royong menjadi dasar filsafat indonesia seperti yang dikemukakan oleh M.nasroen.
Disituasi yang sekarang ini banyak masyarakat yang dirugikan karena dampak pandemic ini baik secara finansiaal, waktu, pendidikan, pekerjaan dan lainya. tapi dibalik suatu cobaan pasti ada kemudahan kata itulah yang sering diucapkan oleh banyak orang tapi memang tidak bisa dipungkiri kata tersebut sangatlah menghibur dikeadaan sekarang ini.
Bagai mana tidak masyarakat sangatlah kesusahan banyak penghasilan mereka yang berkurang bahkan ada juga yang terhenti. disisi lain kebutuhan terus berjalan baik primare maupun skunder yang harus dipenuhi maka masyarakat dituntut berpikir ekstra karena selain mengandalkan bantuan dari pemerintah tanpa melakukan usaha apapun tidak akan mengubah keadaan menjadi normal kembali.
Ditengah situasi seperti ini banyak juga kabar baik yang terus berhembus di masyarakat mulai dari meningkatnya kesadaran dimasyarakat untuk berprilaku bersih dan menjaga kesehatan sesuai protokol kesehatan, mematuhi himbauan pemerintah, ada juga karang taruna dan berbagai elemen masyarakat yang ikut ambil peran menjaga kenyamanan, keamanan serta ketetipan dimasyarakat agar situasi tetep kondusif sehingga bisa meminimalisir timbulnya kegaduhan di masyarakat.
Selain itu mulai banyak juga gerakan sosial saling peduli untuk saling meringankan beban di masyarakat mulai dari pembagian sembako gratis yang ditaruh ditempat umum yang siapapun boleh mengambil dan siapapun boleh mengisi di tempat yang telah disediakan tanpa menimbulkan kerumunan, pembagian masker gratis untuk masyarakat, melakukan penyemprotan disenfektan secara mandiri di lingkungan pemukiman dan tempat-tempat keramaian, serta kesadaran untuk melakukan pembatasan sosial dll.
Tidak lupa pula para pemuka agama dan para rohaniawan yang juga ambil adil melakukan doa sesuai keyakinan dan kepercayaan yang ada di negara ini baik secara adat maupun budaya, semua saling bergotong royong bahu membahu satu dengan lainya untuk mengatasi pandemic ini agar segera berakhir.
Selain berusaha dan ber doa kita juga dituntut untuk beriktiar atau berserah diri kepada tuhan karena diatas segalanya adalah kehendak tuhan yang mana Esa. Kita sebagai manusia dituntut berusaha terus menerus tidak boleh menyerah dan mensyukuri serta menjadikan pemblajaran di sertiap kejadian atau cobaan yang diberikan oleh tuhan sebagai pemblajaran hidup untuk menjadi lebih baik.
Semoga dengan adanya pandemic ini bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua agar lebih menghargai waktu, pertemuan serta menjalani rutinitas setiap harinya dengan penuh semangat serta rasa syukur atas rahmat yang diberikah oleh tuhan yang maha Esa. Mari kita jaga solidaritas ini untuk terus bergotong royong dan yakin bahwa dengan bersama sama kita pasti bisa melewati pandemic ini dan bisa beraktifitas normal seperti sedia kala. Aamiin
Terakhir sangat munafik jika kita sebagai manusia saling menyalahkan dan menuduh satu dengan lainya karena kita sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan pada dasarnya kita adalah makhluk sosial dan tidak bisa melakukan semuanya sendirian kita memerlukan bantuan dan saling membantu satu dengan lainya, tinggalkan ego kita lupakan siapa yang benar dan siapa yang salah karena tidak akan menyelesaikan masalah dan mari kita bergotong royong untuk menyelesaikan pandemic ini.
Penulis: Fauzan Rois Afdholi (Mahasiswa prodi kesejahtraan sosial UMM, kader GMNI DPK UMM, anggota divisi humas himaks UMM, anggota eksternal forkomkasi jatim)