 |
| Asri Mulya |
"Ya Allah saya menyerah mendidik anak"
"Pusing sekali, bagaimana cara mendidik anak?"
"Anak susah sekali diaturnya"
"Daripada salah didik, mending anak dimasukkan ke pondok pesantren!"
Apakah menjamin memasukkan anak ke pondok pesantren, dimasa perkembangan usianya masih membutuhkan kasih sayang orang tua? Padahal pendidik yang paling utama letaknya ada dalam lingkungan keluarga.
Dari sinilah orang tua perlu pencerahan. Karena mendidik anak bukan main-main, karena suatu hal yang akan dipertanggung jawabkan. Mendidik anak adalah salah satu sedekah terbaik, untuk orang tuanya.
Keistimewaan bilamana orang tua mampu, memberikan pendidikan sesuai syariat agama dan berhasil menjadikan anak-anaknya menjadi Salih dan shaliha.
Pertama. Akan menjadi amal sedekah yang tidak akan terputus, ketika orang tuanya telah tiada
“Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim: 1631).
Kedua. Menjadi penolong orang tua saat dimintai tanggung jawab dihadapan Allah SWT saat hari penghisaban.
Sesunguhnya Allah taala akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga. Kemudian dia akan berkata, “Wahai Rabb-ku, bagaimana hal ini bisa terjadi padaku? Maka Allah menjawab, "Hal itu dikarenakan do’a yang dipanjatkan anakmu agar kesalahanmu diampuni." (HR. Ahmad: 10618. Hasan).
Ketiga. Mendidik anak adalah pemberian yang paling utama dari orang tua menjadi sedekah terbaik
"Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik." (HR. Al Hakim: 7679).
Nabi saw. bersabda, "Seseorang mendidik anaknya itu lebih baik baginya dari pada ia menshadaqahkan (setiap hari) satu sha," Hadis ini diriwayatkan oleh imam At-Tirmidzi dari sahabat Jabir bin Samurah r.a.
Dari dalil diatas, menjadi rujukan kuat sebagai bukti betapa berharganya cara orang tua mendidik anak-anaknya hingga menjadi taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena itu semua suatu tanggung jawab orang tua kepada Allah. Karena orang tua sebagai pemimpin anak-anaknya. Sedangkan perintah tersebut tertuang dalam hadis sebagai berikut:
"Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu." (Tuhfah al Maudud hal. 123).
Lantas bagaimana cara orang tua mendidik anak yang baik menurut syariat?
1. Orang tua menjadi contoh sebagai orang shalih
Allah ta’ala berfirman,
"Keturunan itu sebagiannya merupakan (turunan) dari yang lain." (Ali Imran: 34).
Jika dari orang tuanya baik maka dipastikan keturunannya akan baik juga. Bila ditemukan berbeda, misal orang tua sudah baik dan shalih, namun anaknya ternyata tidak, maka itu merupakan ujian orang tua.
2. Ajarkan anak semenjak lahir tentang tauhid
Dengan cara mengenalkan kalimat tauhid seperti mengazankan saat anak baru lahir ke dunia. Selanjutnya orang tua terus mengajarkan pendidikan agama. Agar anak tumbuh menjadi pribadi yang mengenal dan memahami ajaran Allah dan Rasul-Nya. Jangan sampai orang tua lalai, hingga anak menjadi tidak berbakti.
3. Membiasakan anak berbuat kebaikan
Karena pada dasarnya anak seperti batu permata murni yang belum terbentuk dan diukir, apapun akan dia terima. Jika sudah dibiasakan untuk berbuat baik, maka anak akan mampu menyerap dan menjadi baik.
4. Mendoakan diri dan anak
Doa sebagai senjata utama, jangan bosan mengharapkan anak menjadi shalih dan shaliha. Menjadi penyejuk hati orang tua. Untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Terutama berdoa untuk diri kita sebagai orang tua agar senantiasa diberikan kesabaran agar mudah dalam mendidik anak.
Demikian hal-hal yang perlu diketahui tentang cara mendidik anak. Meski tidaklah mudah, dikarenakan banyak tantangan dan ujiannya. Semoga sebagai orang tua mampu bisa menjadikan anak-anak yang shalih dan shaliha. Tetaplah semangat jangan pantang menyerah.
Penulis: Asri Mulya
