Heny Purwaningsih, Owner Acha Hijab Syari dan Founder Temanb Hijrahku Klaten |
Begitu lirik lagu dari Elmatu yang menceritakan pengalaman pribadi dari sang penyanyi tentang hubungan percintaanya, karena sering menjalani kisah cinta beda agama. Lagu yang dibuat dengan kata-kata sederhana inipun juga banyak digunakan oleh para pengguna aplikasi video Tik Tok sebagai music latar yang meneritakan kisah cinta beda agama.
Video dalam aplikasi tersebut menceritakan sepasang remaja yang menjalin cinta sedang melakukan percakapan on line. Disitu terlihat mereka saling mengingatkan untuk beribadah dan saling mendukung satu sama lain untuk tetap taat pada aturan agamanya. Wah…wah….ga ada yang baper? Semoga aja enggak..!
Sekilas yang nampak dalam video itu ga ada masalah dan baik-baik saja, apa salahnya saling mendukung dalam ketaatan beragama. Bahkan dengan dalih bahwa cinta memang pantas untuk diperjuangkan, walau beda agama, jadi sah-sah saja lah.. Beneran nih ga ada yang salah cerita dalam aplikasi tersebut? Yuk sekarang kita urai satu-satu…(tali kali diurai).
Pacaran. Apa sih untungnya pacaran? Buat motivasi belajar? Ga ada Sob paacaran buat penyemangat belajar. Yang ada malah buat malas belajar karena waktu abis buat chat, nunggu diread , nunggu dibales, nunggu storynya dlihat, nunggu postingan dikomen, yang ada malah waktu habis buat hal yang enggak penting kan? Terus kapan waktu buat belajar? Pacaran buat seru-seruan? Biar tenar banyak penggemar? Takut dibilang cupu karena ga laku? Aduh-aduh…tenangkan hati Sob, yang berkelas dan mahal ga sembarang orang bisa memilikinya, setuju?
Dan yang pasti pacaran itu adalah aktivitas yang dilarang banget dalam Islam. Karena pacaran adalah jalan menuju sesuatu yang dilarang, yaitu zina. Padahal kita diperintahkan untuk tidak mendekati zina, jadi segala wasilah yang menuju zina adalah terlarang. Memang sih tidak semua pacaran berakhir pada zina, tapi setiap zina pasti diawali dari pacaran, yekan? Nah ini, uda pacaran dilarang beda agama lagi, waduh…parah banget, bahaya itu mah, apalagi sampai nikah beda agama jadi ga sah nanti pernikahanya, zina seterusnya dong.
Berawal dari Pluralisme
Hal seperti ini banyak terjadi diluaran sana, bahkan disekitar kita atau malah menimpa saudara? Tapi dianggapnya sesuatu yang biasa, wajar aja, bukan apa-apa, itu urusan mereka. Padahal ini menyangkut urusan akidah, urusan yang luar biasa, yang darinya akan menentukan masa depan kita di akhirat, jadi ga boleh main-main dan dianggap sepele.
Kalau kita melihat dari realitas yang ada, karena memang remaja kita terdidik dengan faham Pluralisme, yaitu faham yang mengajarkan bahwa semua agama sama benarnya untuk menuju Tuhan yang sama, jadi kebenaran tiap agama adalah relatif. Walhasil tiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim hanya agamanya saja yang benar. Faham ini lahir dari filsafat barat dengan ide Liberalisme dan Sekulerisme.
Liberalisme adalah faham kebebasan dan persamaan hak adalah nilai yang paling utama, termasuk kebebasan dalam melihat bahwa semua agama itu sama. Bebas memahami nas-nas agama (Al Qur’an dan As Sunnah) sesuai akal pikiran dan sesuka hati, hanya menerima yang cocok dan enak dijalani. Faham ini lahir dari akidah Sekulerisme yang memandang bahwa urusan agama harus dipisah dengan urusan dunia, agama hanya untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedang hubungan sesama manusia untuk urusan publik diatur sesuai dengan kesepakatan sosial.
Karena impor faham dari Barat inilah generasi kita menjadi ambyar akidahnya, pudar pola berfikirnya, mudah terbawa arus, kecerdasan makin tergerus, tujuan hiduppun jadi tak terurus. Jika sudah seperti ini, akan dibawa kemana nasib negri? Semakin jauh dari agamanya semakin suram masadepannya.
Yuk, sudah waktunya kita peka bahwa selama ini yang masuk kedalam pemikiran kita adalah racun yang akan menghancurkan kita. Selama ini kita dididik dengan faham yang merusak akidah. Faham ini sudah membelokan Islam, membuat umat menjadi ragu akan kesempurnaan aturan Islam. Sehingga lebih memilih membuat aturan sendiri untuk mengatur urusan dunia, termasuk dalam mengatur negara.
"Masuklah kalian kedalam Islam secara kaffah," generasi kita bukan generasi ambyar, yang jauh dari agamanya. Agar terbentuk generasi cemerlang tidak mudah tumbang, sudah seharusnya negara mengambil aturan yang cemerlang, yaitu aturan Islam aturan yang bersumber dari pencipta manusia dan pemilik jagad raya, yaitu Allah SWT. Wallahu’alam bishowab.
Penulis: Heny Purwaningsih, Owner Acha Hijab Syari dan Founder Temanb Hijrahku Klaten