Desi Wulan Sari (Komunitas Revowriter) |
Bukan tanpa alasan, jika kritikan dikeluarkan oleh para pejabat negara, bahkan tokoh masyarakat yang peduli pada kondisi negeri ini. Ketika pemerintah lebih mengedepankan pertumbuhan ekonomi dibanding urgensitas kesehatan dalam menghadapi masa pandemi beberapa waktu lalu. Akibat penetapan kebijakan tidak tepat, hari ini banyak dampak kebijakan yang sangat mengkhawatirkan, tidak saja dalam skala nasional bahkan berefek pada dunia internasional. Alih-alih mencegah meluasnya Covid-19, yang terjadi malah sebaliknya, jumlah 200 ribu korban semakin banyak yang berjatuhan, baik dari masyarakat dan tenaga medisnya menghadirkan ketakutan bagi sebagian masyarakat, bahkan dunia internasional telah menutup kedatangan WNI untuk masuk ke negara mereka.
59 negara yang khawatir pada penanganan wabah Covid-19 dan fasilitas kesehatan yang tidak memadai menjadi alasan mereka melakukan hal tersebut. Jika saja penguasa dalam menjalankan pemeintahannya melihat konteks ini dengan jelas, maka apa yang ditunjukkan melalui sikap negara internasional, bisa menjadi koreksi pemerintahan saat ini, apakah sudah tepat dalam melindungi rakyat Indonesia dan menyelamatkan mereka dari bahaya kematian Covid-19 yang telah menjadi darurat nasional negeri ini.
Apakah kondisi ini bisa dikatakan sebagai “senjata makan tuan?” Karena segala prediksi yang telah disampaikan para ahli pandemik, kesehatan, ekonomi dan politik negara kepada para penguasa dan jajarannya telah diabaikan. Bersikeras pada pertumbuhan ekonomi akibat bisikan para pelaku bisnis kapitalis raksasa di negeri ini, menjadi bumerang para penguasa oligarki yang tanpa ragu mengorbankan nyawa rakyatnya sendiri.
Sangat disayangkan, karena alasan keberpihakan yang salah, menjadikan negeri ini di anggap gagal dalam menangani situasi pandemi yang mendunia. Berita-berita yang disampaikan keluar selalu mengarahkan pada keamanan, kontrol dan kendali penanganan kesehatan yang memadai. Maka penggelontoran dana fantastis selalu fokus pada pembiayaan ekonomi saja. Padahal faktanya ekonomi Indonesia semakin mendekati resesi dan kas negara semakin menipis akibat salah kelola.
Ketika kita bercermin pada satu pemerintahan yang berjaya selama berabad-abad lamanya, dalam kegemilangan Daulah Islam, Seorang Khalifah Umar bin Khatab mengatasi resesi ekonomi dan mengatasi wabah penyakit besar saat itu. kesigapan pemimpin kaum Muslim dalam menyelesaikan krisis; ketika mendapati pemerintah pusat sudah tidak mampu lagi menutupi semua kebutuhan dalam rangka menyelesaikan krisis. Pemerintah pusat langsung memobilisasi daerah-daerah wilayah Kekhilafahan Islam yang kaya dan mampu untuk membantu menyelesaikan krisis tersebut. Khalifah Umar langsung mengirim surat dan utusan langsung untuk mengurusi hal ini, agar bantuan segera terkondisikan dan disiapkan.
Bagi masyarakat yang menghadapi kesulitan karena krisis ataupun wabah. Khalifah Umar akan menunda pungutan zakat pada krisis/bencana. Khalifah menghentikan pungutan kewajiban zakat pada masa bencana/krisis. Saat kelaparan berakhir dan bumi mulai subur, Umar kembali mengumpulkan zakat pasca bencana/krisis.
Artinya, Khalifah menilai itu sebagai utang bagi orang-orang yang mampu agar bisa menutupi kelemahan bagi orang-orang yang memerlukan dan agar di Baitul Mal ada dana setelah semuanya diinfakkan.
Dalam penanganan kesehatan, seperti wabah penyakit menular yang melanda umat muslim terdahulu yaitu wabah Tha’un, bahkan kesamaan wabah seperti yang terjadi pada pandemi Covid-19 saat ini telah banyak disampaikan dalam beragam literatur dan sejarah Islam, bagaimana menghadapi dan mengatasi wabah tersebut dengan tegas hingga tuntas. Dengan mengedepankan pemulihan kesehatan terlebih dahulu dibandingkan kepentingan yang lain.
Nabi Muhammad SAW mengatakan jika dalam suatu wabah, mereka yang ada di daerah itu jangan keluar dari wilayah itu. Mereka yang ada di luar wilayah itu, jangan datangi tempat wabah itu. Dalam istilah sekarang ini dikenal sebagai lockdown atau karantina, baik semi-lockdown maupun lockdown total.
Dengan demikian, konsep Islam mampu mengatasi resesi ekonomi dan kesehatan dengan solusi tuntas bukan solusi kepentingan semisal sekarang. Allah pun akan memilihkan pemimpin amanah dan mampu menjalankan tugasnya sebagai pelayan sekaligus pelindung seluruh umat manusia. Wallahu a'lam bish shawab.
Penulis: Desi Wulan Sari (Komunitas Revowriter)