Dian Anjarwati (Member Linimasa Writing Academy) |
Rencana yang sempat menimbulkan polemik diantara para guru, akademisi ini akhirnya mendapat respons dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Totok Suprayitno yang menegaskan bahwa kabar pelajaran sejarah akan keluar dari kurikulum tidak benar.
"Kemendikbud mengutamakan sejarah sebagai bagian penting dari keragaman dan kemajemukan serta perjalanan hidup bangsa Indonesia, pada saat ini dan yang akan datang".
"Nilai-nilai yang dipelajari dalam sejarah merupakan salah satu kunci pengembangan karakter bangsa dan rencana penyederhanaan kurikulum masih berada dalam tahap kajian akademis" tegas Totok (m.cnnindonesia.com 19/09/20).
Resah karena Sejarah
Pelajaran sejarah dikalangan para pelajar terkadang membosankan. Bahkan bisa jadi ada keterpaksaan dalam mempelajarinya. Namun setidaknya bagi para siswa, ketika pelajaran sejarah masih menjadi pelajaran wajib, mereka tetap bisa mengetahui beberapa peristiwa terdahulu. Setidaknya tidak menjadi generasi tuna sejarah.
Generasi yang masih bisa mengakses sejarah, nantinya akan terbentuk identitas dan jati dirinya, juga mereka akan memiliki memori kolektif tentang negerinya sendiri. Bayangkan jika hal-hal yang menstimulus ini semua hilang dalam diri para pelajar.
Sebuah bangsa bisa menghargai perjuangan para pahlawan sebelumnya dengan sejarah. Seluruh bangsa bisa mengetahui sejarah kelam sebuah bangsa dan besarnya bangsa mereka melalui sejarah. Hingga dijadikannya wajib bagi siswa mempelajarinya, harapannya bisa mempertahankan bangsa dan membawanya lebih besar lagi.
Sebagai contoh, bagaimana sejarah G 30S/ PKI, yang bukan hanya melenyapkan perangkat pemerintah pusat, namun juga penduduk biasa, Ulama serta para santri. Jika sejarah direduksi, apa bisa para generasi memahami peristiwa mengerikan ini? Lalu adanya catatan gemilang penerapan Islam yang pernah ada, dan akhirnya runtuh pada masa Ustmani. Hal seperti inilah penting diketahui generasi, karena jika sejarah direduksi akan sebabkan hilangnya informasi.
Selayaknya kita harus memahami urgensi sejarah pada kehidupan bangsa dan negara. Keberadaan sejarah sebagai informasi penting yang menentukan karakteristik peradaban manusia, para pelaku serta pemimpin bangsa. Dan memang dengan sejarah inilah para generasi bisa memiliki informasi terdahulu, yang sangat berguna bagi mereka.
Islam memandang Sejarah
Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa dengan mempelajari sejarah akan mendapatkan Ibrah atau hikmah yang terkandung di dalamnya.
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman" (QS. Yusuf : 111).
Dalam pendidikan Islam, sejarah menjadi hal yang penting untuk diajarkan. Karena sejarah merupakan bagian dari tsaqofah sebagai informasi atau pengetahuan yang dipengaruhi oleh Aqidah dan pandangan hidup.
Bagi setiap muslim, mempelajari sejarah adalah suatu keharusan. Dengan menjadikan aqidah Islam sebagai standar dalam mempelajarinya. Jika sejarah tersebut bertentangan dengan Aqidah Islam, maka tidak boleh diambil. Namun, jika sejarah tersebut tidak bertentangan dengan Aqidah Islam, maka dipersilakan untuk mengambilnya.
Sejarah memang tidak akan dijadikan sumber hukum, namun bagi penikmatnya mendapatkan ibrah yang luarbiasa. Wallahu'alam.
Penulis: Dian Anjarwati (Member Linimasa Writing Academy)