Nyala Untuk Syam
Ummu Syam
Antara
Tank-tank, roket dan rudal
Para mujahid memekikkan takbir
Anak-anak menangis, menjerit ketakutan
Para ibu berlarian
Kawan,
Kita telah terapit
Oleh garis waktu kesombongan
Bersembunyi dari dinding realita
Bersikap tak peduli
Ah, biarkan saja. Itu bukan urusan kita!
Memangnya ada apa?
Barangkali...
Mata kita sudah tertutup?
Atau benar-benar sudah tertutup?
Barangkali...
Telinga kita sudah tuli?
Atau benar-benar sudah tuli?
Dialah...
Dian yang tak kita isikan cahaya
Bumi Syam yang
Telah lama gelap gulita
Menjadi mangsa
Musuh-musuh Islam
Yang rakus
Bukankah bumi Syam
Adalah rumahku dan rumahmu juga?
Lalu, kenapa kita diam?
Kenapa kita belum juga membawa cahaya ke setiap sudut
bumi Syam?
Ke rumah-rumah para syuhada?
Dan ke setiap hati para ahli surga?
Sadarkah...
Syam kita sedang terluka
Pusat keilmuan dihancurkan
Para penghafal Al-qur'an diburu
Oleh mesiu, ranjau, dan senjata mematikan lainnya.
Tak ada lagi kebahagiaan
Tawa canda, langkah-langkah ceria malaikat-malaikat
kecil
Semuanya berubah...
Darah menggenangi jalan-jalan
Suara azan tak lagi terdengar gagah
Hanya tangisan demi tangisan,
Dan jeritan demi jeritan
Sanggupkah kita menjawab
Ketika mereka bertanya,
"Yaa ayyuhal muslimin, di manakah kalian??''
Yaa Allah, ampuni kami
Ini tentang rumah kita,
Tentang tubuh muslim yang tercabik-cabik,
Tentang persatuan yang tercerai berai
Syam