Sherly Agustina, M.Ag (Kontributor media dan pemerhati kebijakan publik)
LorongKa.com - Allah Swt. berfirman: "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (TQS. Fathir: 28).
Indonesia kembali menangis, selain banyak duka dari musibah di antaranya jatuhnya pesawat Sriwijaya Jakarta-Pontianak. Pandemi yang sampai saat ini belum berakhir, dan banjir yang terjadi di berbagai kota. Hari ini, Kamis 14 Januari seorang ulama yang sangat bersahaja telah pergi untuk selamanya. Kembali ke pangkuan Allah, mungkin karena Allah sangat ingin bertemu dengannya.
Nama lengkap beliau adalah Ali Saleh Mohammed Ali Jaber atau yang lebih dikenal dengan Syekh Ali Jaber seorang pendakwah dan ulama berkewarganegaraan Indonesia. Beliau salah seorang juri Hafiz Indonesia dan menjadi da'i dalam berbagai kajian di berbagai stasiun televisi nasional. Hidupnya hanya untuk dakwah dan Islam, sosok penyayang pada keluarga dan setia pada sang Istri.
Sempat terjadi kasus kekerasan yang menimpa beliau, hampir saja dadanya tertusuk pisau saat seseorang tiba-tiba menyerang beliau yang sedang menghadiri pengajian tahfidz di satu tempat. Allah menjaga dan menyelamatkan beliau, sampai kondisi beliau pulih. Setelah kejadian itu, beliau tetap sibuk mengisi pengajian di mana-mana.
Akhir tahun lalu, beredar kabar bahwa beliau kritis di rumah sakit. Sempat dinyatakan positif covid-19 dan beliau berusaha berjuang melawan virus tersebut. Kondisi sempat membaik, banyak yang mendoakan kesembuhan beliau. Tak disangka, saat kondisi negatif covid-19 Allah punya skenario yang lebih indah. Memanggil beliau untuk selamanya, dan umat tak bisa lagi melihatnya.
Hanya doa yang dipanjatkan teruntuk beliau, ulama yang sangat bersahaja. Selamat jalan, surga menantimu dan Allah begitu rindu padamu. Umat pasti sangat kehilangan, karena hilangnya satu ulama melebihi segalanya. Ibarat satu cahaya kini tak ada lagi menerangi umat di dunia, di tengah kondisi karut-marut negeri ini.
Untaian kata yang penuh hikmah menggambarkan sosok ulama, dari Al-Imam Abu Bakar Al-Ajurri rahimahullah berkata, “para ulama lebih utama dibanding seluruh orang mukmin dalam setiap waktu dan kesempatan. Mereka ditinggikan dengan ilmu dan dihiasi oleh hikmah, melalui mereka diketahuilah halal-haram, haq-batil, dan keburukan dari sesuatu yang bermanfaat dan kebaikan dari sesuatu yang buruk. Keutamaan mereka sangat agung dan kedudukan mereka sangatlah tinggi.
Para ulama memberikan syafaat setelah para Nabi di hari kiamat nanti, majlis mereka memberikan hikmah, orang-orang akan tercegah dari kelalaian dengan perbuatan mereka. Mereka adalah seutama-utama hamba dan setinggi-tingginya jihad. Kehidupan mereka adalah ghanimah dan kematian mereka adalah musibah. Mereka memperingatkan orang yang lalai dan mengajari orang yang tidak tahu. Keburukan tidaklah membahayakan mereka dan kejahatan tidaklah membuat mereka takut.
Mereka adalah lentera yang menerangi para hamba, cahaya yang menyinari sebuah negeri, pemimpin umat dan mata air hikmah. Mereka membuat setan marah dengan cara menghidupkan hati-hati para pencari kebenaran dan memadamkan hati-hati para pelaku penyimpangan. Permisalan mereka di dunia sebagaimana bintang-bintang yang ada di langit yang dengannya manusia manusia dibimbing dari gelapnya daratan dan lautan. Maka jika bintang-bintang hilang mereka akan bingung, namun jika kegelapan pergi mereka akan melihat.
Maka sikap umat Islam adalah memuliakan para ulama, termasuk mendoakannya. Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa memuliakan orang ‘alim, berarti ia telah memuliakan aku. Barangsiapa memuliakan aku, berarti memuliakan Allah. Barang siapa memuliakan Allah, maka tempat kembalinya adalah surga.”
Semoga lahir kembali ulama yang didamba umat, penerus estafet perjuangan Baginda Nabi Saw. dan para ulama. Negeri ini butuh para ulama, kehadiran dan doa mereka membawa berkah. Membawa solusi atas semua permasalahan yang terjadi. Bersama umat menjemput janji Allah mewujudkan tegaknya syariah di muka bumi. Allahu A'lam bi ash Shawab.
Penulis: Sherly Agustina, M.Ag (Kontributor media dan pemerhati kebijakan publik)