Hindun Camelia
LorongKa.com - Makna dari self limiting belief atau mental block adalah menyerah sebelum bertindak, menyerah sebelum bertempur, tidak percaya diri, dan hanya berjalan di tempat. Mental block pada diri seorang muslim sangatlah berbahaya, karena Allah memerintahkan untuk ibadah, maka jelas mental block ini akan menjadi penghambat bagi seorang muslim untuk melaksanakan ibadah karena rasa malas, yang di awali dengan perasaan enggan untuk melakukan aktivitas tersebut.
Ketika seorang muslim diserang mental block, ada penolakan dalam dirinya untuk mentaati hukum syara, karena sebelum melakukannya, ia sudah merasa tidak mampu untuk taat. Jika mendengar atau melihat berita dakwah, sebelum melakukannya sudaherasa tak sanggup menjalani. Ketika tahu kewajiban menutup aurat, seolah menutup mata dan telinga, karena sudah terlebih dahulu merespon dengan respon tidak mampu menjalaninya karena tidak cocok dengan style. Ada pemikiran yang satu langkah lebih cepat untuk menolak karena dirasa akan terlalu berat menghadapi komentar orang.
Apa yang akan terjadi jika mental block ini dipelihara? Tentunya, ketaatan yang mudah pun akan terasa sulit dilakukan. Apalagi jikalau dihadapkan pada ketaatan yang nilainya sangat agung di hadapan Allah SWT seperti berdakwah dan berjihad. Kemungkinan besar yang terjadi adalah ghosting.
Mental block ini sangat berbahaya sekali, terjadi karena keyakinan terhadap Allah sangat minim. Seolah memblokade setiap pemikiran apapun yang berasal dari Allah itu benar.
Mental block ini, kini sedang melanda kaum muslim, mulai dari lapisan usia remaja, dewasa, hingga orang tua sekalipun. Ini terjadi tak lain karena akibat sekulerisme, atau disebutkan juga sebagai fasluddin anil hayah atau pemisahan agama dari kehidupan. Akibat sekulerisme inilah kaum muslim mengabaikan sebagian bahkan seluruh syariat. Dalam terjemahan Al-quran surat Al-hajj ayat 78 yang artinya:
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”
Jika kita yakin kepada Allah tidak mungkin kita terkena mental block. Ketika Allah tahu dan manusia pasti mampu, kenapa harus mengatakan tidak bisa. Kita masih terjebak pada lingkaran sekulerisme. Mental block merupakan penjara tanpa jeruji besi. Kita tidak bisa bicara tentang mampu atau tidak mampu tapi tentang mau atau tidak mau.
Mental block hanya mampu diatasi jika kita mau berbuat. Memperbaiki mind set yang salah. Memahami bagaimana seharusnya sikap muslim untuk bertindak. Mental block bisa dikalahkan dengan memperbaiki diri dengan cara islam. Mempelajari akidah islam secara serius. Melalui pembinaan dakwah islam ideologis. Mental block tidak akan selesai jika kita menunggu sampai bisa. Justru bisa, jika kita mau mencobanya.
Penulis: Hindun Camelia.