PUISI, Lorongka.com- Malam semakin larut, suara tangisan terdengar dari dalam kamar. Air mata tak hentinya menetes menelurusi pipi gadis kecil itu, kehilangan ialah suatu hal yang paling menyakitkan. Keikhlasan adalah hal yang mutlak untuk menerima ketetapan Tuhan.
Waktu cukup singkat, belaian dan kasih sayang dari sang ayah kini tak lagi bisa dirasakan. Kepergiannya sungguh tak dapat dipercaya, memaksa gadis kecilnya untuk tetap bertahan meski dia harus berbeda dengan anak-anak seumurannya.
Membiasakan diri hingga terbiasa adalah ujian yang sangat berat untuknya. Rangkulan, pelukan masih sangat ia butuhkan. Namun, ia tak mungkin harus melawan takdirnya.
Secercah harapan dan bingkai-bingkai kenangan tak akan pernah ia lepaskan, merindui pelukan sang ayah hanyalah mimpi yang akan mewujudkannya. Sangatlah malang nasib gadis kecil itu.
Pundak untuk bersandar dalam segala kesedihan, pelukan untuk berbagi cerita dalam segala kebahagiaan kini hanyalah tinggal bayangan. Narasi nyata tentang seorang Gadis kecil yang harus ditinggalkan ayahnya.
Belajar dari kisahnya segala kebahagian tak mestinya harus diukur dengan materi, uang. Sebab, keluarga ialah harta yang paling istimewa, pesan penulis puisi.
Penulis: Syahir