Ida Nurlatifah |
LorongKa.com - Hari selasa kemaren, tepatnya tanggal 19 oktober 2021 (12 rabiul awal /bulan maulud) dalam penanggalan hijriah, umat islam merayakan akan lahirnya kanjeng Nabi Muhammad SAW yang kadang disebut dengan Maulid Nabi dikalangan umat islam. Kata Maulid Nabi sendiri dalam bahasa Arab (mawlid an-nabi) berarti lahirnya kanjeng Nabi. Banyak diantaranya yang memperingati maulid nabi dari tanggal 1-12 Rabiul awal dengan membaca salawat di masjid maupun di majlis atau kalau dijawa disebut pembacaan syair barzanji.
Bagi umat islam hari ini adalah momen untuk mengingat kembali ajaran dan kebaikan nabi Muhammad SAW. Waktu dimana umat menunjukan cinta dan hormat mereka kepada-Nya dengan mengadakan doa bersama menyiapkan acara dan merencanakan kumpul kumpul keluarga.
Makna memperingati Maulid Nabi dalam islam sendiri merupakan penghormatan serta mengingat kebesaran dan keteladanan Nabi Muhammad SWA. Maulid Nabi diperingati oleh hampir setiap muslim di Nusantara, uniknya perayaan tersebut memiliki ciri khas masing masing dari berbagai daerah .
Perayaan Maulid Nabi luar negeri
Maulid sendiri dirayakan pada berbagai negara dengan penduduk yang mayoritas Muslim,dan banyak di berbagai negara negara lain yang dimana warga negaranya banyak yang membentuk komunitas muslim,dianta lain di India, Britania, Rusia, dan Kanada di Arab Saudi merupakan satu satunya negara dengan penduduk yang mayoritas Muslim yang tidak menjadikan Maulid sebagai hari libur resmi. Partisipasi dalam ritual perayaan hari agung Islam ini umumnya dipandang sebagai ekspresi dari rasa keimanan dan kebangkitan keberagamaan bagi para penganutnya.
Perbedaan Argumen
Terdapat beberapa kaum ulama yang berpaham Salafi dan Wahabi yang tidak merayakan karena menganggap perayaan Maulid Nabi adalah sebuah bid’ah ,yaitu agenda yang bukan nasehat dari Nabi Muhammad SAW. Mereka berpendapat bahwa kaum muslim yang merayakan nya aib dalam menafsirkannya sehingga keluar dari esensi agendanya. Namun terdapat juga ulama yang berpendapat bahwa peringatan Maulid Nabi bukanlah hal bid’ah, karena perayaan tersebut bertujuan untuk pengungkapan rasa cinta kepada kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Penulis: Ida Nurlatifah (Mahasiswa UIN Walisongo Semarang)