Pesan Dari Kedip Matamu
Ardhi Ridwansyah
Puisiku berlari,
Bersembunyi dalam matanya,
Yang sunyi namun berseri.
Ketika satu kedipan,
Menebar benih pada dada yang tandus,
Mawar dan kemboja tumbuh rekah.
Dan ada makam menganga
Dengan tanah gembur,
Tempat ketika kasih berakhir pedih,
Dia masuk tergeletak dalam,
Keadaan yang sedih; kematian agung!
Kedipan kedua; klakson kendara,
Di jalan raya memecah rindu,
Jadi kepingan debu yang beterbangan,
Dan meringkuk dalam wajah yang kehilangan arah,
Menanti angin menuntunnya,
Menuju halte tempat berteduh dari hujan,
Yang turun dari awan geram.
Kedipan terakhir;
"Selamat tinggal" yang hening,
Pelan-pelan ragamu tertelan waktu,
Dan senyum yang dipaksakan,
Seolah isyarat dari kasih,
Yang membasi.
Jakarta, 2022