Hawis
OPINI, Lorongka.com--- Kita memilih jalan masing-masing setelah berjalan beberapa waktu lalu. Langkah demi langkah tak bisa dihitung, begitu juga rindu yang tercipta setelah perjalanan.
Entah apa yang lebih lelah dari perjalanan? Mungkin merindukanmu juga hal yang paling melelahkan.
Apa kabar kau di sana? Masihkah kau ingat perjalanan kemarin. Atau kau sebenarnya tak pernah menginginkan perjalanan itu?
Seharusnya aku membatalkan perjalanan itu, tapi memang penyesalan selalu datang di akhir. Sebab jika di awal itu bukan penyesalan melainkan pendaftaran.
Kata-kata semacam itu seringkali digunakan orang- orang ketika kecewa dengan kenyataan dan aku adalah salah satu dari orang-orang tersebut.
Mengingat adalah kegiatan paling pedih untuk hal-hal yang tak kunjuang terulang yang berakhir menjadi kenangan.
Seperti rindu yang tak ada habisnya, yang membuat aku rajin-rajin menghitung dan selalu percaya bahwa rindu ini akan berakhir temu.
Seperti kata Joko Pinurbo “Tiap pagi ia menghangatkan rindu yang sudah basi dan tetap percaya bahwa itu bergizi”.
Apakah kita masih bisa berjalan bersama? Atau mungkin diantara kita hanya jalan di tempat saja!
Sungguh membuat perjalanan baru adalah hal yang paling rumit setelah perjalanan kemarin yang berakhir sia-sia.
Aku ingin kita berjalan ke dimensi lain di mana tak ada orang-orang yang melihat kita, hingga kita lupa jalan pulang dan tersesat bersama. Sungguh khayalan yang begitu indah, yang bahkan telah mendekap di kepala.
Mungkin nanti atau entah kapan kita masih sering berjumpa dan berjalan bersama. Tapi tidak sebagai seorang yang pernah dekat, sedekat magrib ke isya.
Entah apa yang membuatku selalu mengingatmu dan hal-hal yang telah di kerjakan bersama, bahkan itu sudah menjadi kewajiban dalam pikiran yang tiap hari terlintas di kepala.
Hingga rasa sakit dan kecewa yang telah tumbuh, sudah menjadi hal yang biasa dan bahkan sudah menjadi kebiasaan. Lagi-lagi, aku selalu berlebihan dalam hal perasaan kepada seorang wanita yang kucintai.
Hingga aku mengingat kata Imam Syafii, “Banyak orang yang mengatakan: mencintai wanita itu sangat menyiksa. Tapi, sebenarnya yang sangat menyiksa itu adalah: mencintai orang yang tidak mencintaimu”.
Penulis: Muh Hawis Hakim