Tuhan kirimkan aku untuk engkau dalam rahimmu
Tuhan titipkan aku sebagai pelipur laramu
Ibu Sembilan bulan engkau mengandungku
Ibu adakah engkau lelah?
Apakah kami telah melukaimu?
Mengapa engkau tak menginginkan kami
Ibu kami hanya ingin merasakan hangat pelukanmu
Apa salah kami bu…?
Mengapa engkau tega melukai kami
Bahkan engkau sangat tak manusiawi
Benarkah engkau ibu kami?
Ibu…
Kami merindukan tawamu
Kami merindukan hangat pelukanmu
Tutur katamu yang menenangkan kami
Kemana ibuku yang dulu?
Yang membacakan dongeng pengantar tidur
Yang mengajakku bermain
Ibuku yang menyembunyikan lelahnya ketika kami sakit
Ibu…
Selelah itukah engkau hingga ingin menghabisi kami?
Hingga engkau tega adik telah tiada di tanganmu
Aku dan sibungsu yang juga nyaris kehilangan nyawa
Kami tak mengapa makan seadanya bu
Kami tak mengapa jika tidak memiliki mainan
Seperti anak-anak lainnya
Kami bahagia dengan adanya engkau disisi kami buu..
Ibu…
Kami hanya anak kecil yang belum mengerti apapun
Kami anakmu hanya bisa merengek dan menangis
Jika tak menuruti keinginan kami
Ibu aku takut
Kemana aku dan adik harus bersembunyi
Jika malaikat kami pun kini sangat menyeramkan
Siapa yang akan melindungiku dengan kejamnya dunia bu?
Aku mendengar banyak cerita buu..
Tentang ibu yang membunuh anak kandungnya sendiri
Wahai para ibu sebegitu lelahnyakah engkau
Hingga tega menghilangkan nyawa anakmu sendiri
Wahai ibu…
Jika engkau lelah istirahatlah
Kami mengerti akan peranmu sebagai ibu
Yang harus mengurus anak, suami, serta rumahmu
Ayah bolehkah kami meminta
Mengertilah ibu sebab kami masih belum mengerti
Tentang sebuah permasalahan
Ayah berilah ruang untuk kalian bertukar certia
Agar ibu kami tidak merasa lelah dan tertekan
Ayah kami pun sangat membutuhkan ibu
Siapa yang akan mengurusi kita ketika ibu telah tiada
Ayah ku mohon berbaik tutur dan sikaplah kepada ibu
Ibu kembalilah…
Aku dan si adik rindu belaian kasihmu…
Tuhan maafkan ibu kami
Oleh: Rahmawati
Sinjai, 10 April 2022