PUISI, Lorongka.com--- Sisa tetes hujan yang dijatuhkan langit tanpa iba melarut di genangan bekas tapak kakimu.
Setelah kamu pergi sehabis menjenguk rindu yang belum pulih oleh kita yang pernah bernaung dalam hujan bulan juni di awal minggu, Tuan tanpa nama untuk segala flora di bumi.
Hujan adalah janji hidup dari Tuhan meski setiap hujan aku yang pernah bernaung di ujung kukumu nyaris menemui akhir hayat sebab ratusan kubik air yang tumpah di langit adalah rindu.
Sementara ruangku hanyalah cangkir kopi meski Tuhan dalam kitab mana pun menjanjikan insani dengan kisah-kisah yang romantis juga tentang cinta yang hidup dari tetes hujan lalu melebar serupa lautan dan kita hidup pesisir yang berbeda.
Kita adalah kisah hujan untukmu Tuan tanpa nama membahagiakanmu adalah caraku berterima kasih dari segala warna cerah lalu memudarkan abu-abu juga suramnya awan di langitku!
_Nona Berhijab
Oleh: Ahmad Hidayat