Hamsina Ummu Ghaziyah
LorongKa.com - Islam adalah din yang Allah turunkan dimuka bumi sebagai agama yang sempurna, membawa rahmat bagi seluruh umat manusia. Allah SWT berfirman:
Artinya: Tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta (QS al-Anbiya’ [21]: 107).
Dikatakan membawa rahmat, karena perjuangan Rasulullah Saw. sebagai pembawa risalah Islam. 13 tahun lamanya perjuangan Rasulullah Saw di Mekkah dalam mendakwahkan Islam baik secara sembunyi-sembunyi hingga terang-terangan kepada penduduk Quraisy. Sampai beliau mendapatkan tekanan, hinaan dan kekerasan dari penduduk Quraisy hingga dimusuhi oleh keluarganya sendiri. Dan akhirnya perjalanan beliau untuk hijrah ke Madinah bersamaan dengan para sahabat-sahabatnya untuk melanjutkan perjuangan dalam mendakwahkan Islam. Hingga periode Madinah lah Islam ditegakkan dan Madinah menjadi negara daulah Islam untuk menjalankan sistem pemerintahan Islam pertama kalinya.
Selama tegaknya Islam dalam kepemimpinan Rasulullah Saw, kaum muslim senantiasa berada dalam kondisi yang kian sejahtera, aman dan sama sekali tidak adanya rakyat yang kelaparan atau berada dalam garis kemiskinan seperti halnya kondisi masyarakat dalam kehidupan kapitalisme saat ini. Selepas kepemimpinan Rasulullah Saw. dan digantikan dengan kepemimpinan Khulafaur Rasyidin kehidupan kaum muslim masih dalam kondisi aman dan tentram. Hingga dalam pemerintahan dinasti Umayyah, Abbasiyah, dan berakhirnya pemerintahan Islam dimasa pemerintahan Usmaniyah, kaum muslim mulai tercerai berai. Umat kembali pada masa kegelapan dan kehidupan jahiliyah perlahan-lahan mulai merusak umat.
Kondisi ini tak lain akibat masuknya pemikiran dan pemahaman Barat, dimana berawal dari para penghianat yang menyusup kedalam pemerintahan Usmaniyah yang tak lain adalah Mustafa Kemal Attaturk bersama gerbongnya. Pemikiran dan pemahaman Barat yang secara perlahan disusupkan kedalam pemikiran umat kini menjadikan umat mulai jauh dari ajarannya. Ajaran Islam seperti khilafah dianggap sudah tak relevan untuk diterapkan. Islamophobia mulai menjangkiti umat dengan membenci ajarannya sendiri. Diskriminasi kian terjadi kepada setiap para pengemban dakwah dan menganggap mendakwahkan Islam adalah tindakan radikalisme.
Semenjak runtuhnya Khilafah Islamiyyah, permasalahan demi permasalahan mulai bermunculan akibat kekuatan dan kekuasaan Barat yang menyebarluaskan pemahaman mereka yang tak lain Ideologi kapitalisme-Sekulerisme. Negari-negari Islam kini menjadikan kiblat mereka tunduk pada kekuatan Barat. Dan seolah menganggap demokrasi kapitalisme sudah paling relevan untuk diterapkan.
Padahal jika para pemimpin-pemimpin di berbagai negeri Islam menyadari kerusakan yang terjadi saat ini adalah akibat penerapan demokrasi kapitalisme tersebut. Contoh kecilnya saja, kemiskinan di Indonesia yang saat ini masih menghantui ribuan rakyatnya. Data BPS menunjukkan, persentase penduduk miskin pada September 2022 naik menjadi 9,57 persen.
Bukan hanya permasalahan kemiskinan saja. Tindak kejahatan masih kerap terjadi dimana-mana, seperti pemerkosaan, pembunuhan, dsb. Belum lagi tingkat korupsi yang kian merajalela dikalangan para politikus.
Melihat berbagai problematika umat saat ini, sudah sepatutnya kita menyadari bahwasanya ini adalah akibat dari penerapan sistem yang salah. Dan negara selaku pemerintah yang meregulasi berbagai kebijakan sadar bahwa demokrasi kapitalisme adalah sistem atau ideologi yang rusak.
Demikian pula kaum muslim, tidak menjadikan Islam hanya sebatas ibadah spritual semata. Yang sekedar hanya mengatur perkara akhlak dan ibadah mahdoh lainnya sehingga umat tidak mahfum sesungguhnya Islam adalah agama yang mengatur seluruh aktivitas manusia. Padahal sudah jelas, di dalam Al-Qur'an secara tegas Allah SWT memerintahkan agar seluruh umat manusia berislam secara kaffah.
Sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman masuklah kamu kepada Islam secara menyeluruh. Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu.” (QS. al-Baqarah [2]: 208).
Ketika menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsir menyatakan:
“Allah Ta’ala berkata memerintahkan hamba-hambaNya yang mukmin dan membenarkan RasulNya agar mengambil semua sisi (keyakinan) Islam dan syari’atnya, dan mengerjakan seluruh perintahNya dan meninggalkan seluruh laranganNya segenap kemampuan mereka melakukan yang demikian.” (Ibnu Katsir, Tafsir Ibn Katsir, I/247).
Maka dengan demikian, konsekuensi ketika kita meyakini Allah SWT dan menjadikan Rasulullah Saw sebagai suri tauladan sudah seharusnya menjalankan seluruh syariat Islam secara kaffah/menyeluruh. Dengan tidak menjadikan Islam sebagai agama prasmanan, yang mana menurut sebagian kelompok itu baik untuk di ambil dan mencampakkan sebagian syariat Islam yang menurut mereka itu tidak baik.
Islam merupakan paket komplit, kurang lebih dari 13 abad lamanya Islam berkuasa di dalamnya kaum muslim hidup sejahtera aman dan damai bahkan dari kalangan kafir dzimmi pun merasakannya. Semua kalangan mendapatkan pendidikan yang layak bahkan gratis. Apalagi adanya Jaminan kesehatan yang Islam berikan, tanpa memilah milih yang kaya maupun yang miskin. Bahkan kekayaan milik umat, Islam sangat memperhatikannya agar tidak ada segelintir orang yang menguasainya.
Masih banyak jejak-jejak historis tentang keberhasilan Islam dalam membangun peradaban. Dan jika mahfum atasnya sesungguhnya kita akan bangga ketika berislam secara kaffah. Lantas masihkah kita bangga dengan sistem Demokrasi-Kapitalisme saat ini? Yukk mikir...!
Penulis: Hamsina Ummu Ghaziyah.