LorongKa.com - Komisi penanggulangan AIDS (KPA) mencatat per Desember 2021 kasus HIV pada ibu rumah tangga (IRT) meningkat sebanyak 5.100 kasus tiap tahunnya. IRT yang terinfeksi HIV mencapai 35%, lebih tinggi dari pada kelompok pekerja seks komersial dan kelompok MSM (man seks with man). Tak hanya HIV, sederet infeksi menular seksual (IMS) pun turut naik angkanya. Tercatat kasus sifilis dan raja singa meningkat hingga 20.000 kasus tiap tahunnya.
Kebanyakan kasus HIV dan IMS ditularkan melalui perilaku seks bebas. Namun para IRT ini bukanlah kelompok yang melakukan perilaku menyimpang tersebut. Akan tetapi mayoritas dari mereka tertular oleh suami mereka yang suka "jajan" sembarangan di luar.
Sungguh ironi melihat fakta ini, ibu yang akan melahirkan dan mendidik generasi penerus bangsa malah terinfeksi virus berbahaya yang bisa merenggut nyawa. Bahkan jika kelompok IRT menular kemungkinan besar anak-anak yang mereka lahiran juga ikut tertular atau bahkan mengalami cacat bawaan.
Maka tak heran jika Kemenkes mencatat sebanyak 45% anak yang lahir dari ibu HIV, mereka tertular HIV dan menyandang status ODHA seumur hidupnya. Padahal mereka ini adalah anak-anak tak berdosa. Mereka harusnya yang melanjutkan memimpin bangsa ini. Namun sedari lahir mereka sudah dirusak.
Perilaku menyimpang ini jelas berkaitan erat dengan tatanan kehidupan yang diterapkan sekarang. Sistem kapitalisme dengan liberalisme nya sangat mengagungkan kebebasan. Paradigma mereka bahwa urusan seks baik menyimpang atau tidak adalah hak asasi manusia yang harus dilindungi, bahkan negara wajib memfasilitasi dan menjaminnya. Sungguh ironi kebebasan berperilaku atas nama HAM ini akhirnya merusak generasi. Bahkan bila dibiarkan, di masa depan kita akan menjadi bangsa yang rusak.
Tatanan kehidupan saat ini jelas meniscayakan kerusakan pada generasi. Pemerintah sebagai aparat yang bisa mengubah tatanan kehidupan ini haruslah tegas dalam menyikapi hal ini. Pemerintah harus mengubah paradigma berfikirnya dan memiliki visi jelas dalam mengarahkan generasi. Wallahualambissawab.
Penulis: Ummu Bisyarah, Malang, Jawa timur.