Indonesia mencetak rekor baru! Ibukota Jakarta meraih peringkat ke 2 dengan kwalitas udara terkotor di dunia setelah Minneapolis, Amerika Serikat (nilai AQI 203). Angka polusi itu 13.2 kali lebih banyak dari nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Dilansir dari BMKG, polusi udara di Jakarta mengandung partikel PM2.5, partikel yang sangat kecil yang hanya bisa di lihat dengan mikroskop elektron. Partikel ini merupakan ancaman kesehatan terbesar di dunia. Pasalnya partikel ini bisa melayang lama di udara dan ketika terhirup maka akan bisa masuk jauh ke dalam pembuluh darah. Hal ini jelas akan mengancam kesehatan masyarakat bahkan jangka panjang.
Riset para ilmuwan dari Max Planck Institut Jerman menyebutkan bahwa polusi udara dapat mengurangi rata-rata hidup seseorang hingga 3 tahun. Menurut studi yang diterbitkan di jurnal The Lancet Planetary Health menemukan fakta bahwa polusi udara memakan korban lebih banyak dibanding covid-19 tiap tahunnya. Tercatat polusi akibat industri dan urbanisasi memakan korban sebanyak 9 juta orang tiap tahunnya sejak 2015. Resiko ini akan dihadapi anak-anak kita, generasi penerus bangsa kedepannya. Jika sejak kecil sudah terpapar maka berbagai macam dampak buruk akan mereka tuai di masa depannya.
Ironisnya tak ada langkah serius dari para pejabat baik pusat maupun daerah. Ketika ditanya solusinya apa, malah guyon dengan kata "ditiup saja", atau "beli mobil listrik saja". Seolah mereka tak mau tau urusan rakyat.
Beginilah mental pejabat dalam sistim kapitalis. Mereka hanya sibuk meraup keuntungan pribadi dan para pengusungnya. Lalai dengan kewajibannya.
Padahal jelas Rasulullah bersabda Dari Abu Zar ra, katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, tidakkah Tuan suka menggunakan saya - yakni mengangkat saya sebagai seorang petugas negara." Beliau SAW lalu menepuk bahuku dengan tangannya, lalu bersabda:
"Hai Abu Zar, sesungguhnya pada hari kiamat engkau adalah seorang yang lemah dan sesungguhnya jabatan pemerintahan itu adalah sebagai amanat dan sebenarnya jabatan sedemikian itu adalah merupakan kerendahan serta penyesalan pada hari kiamat bagi orang yang tidak dapat menunaikan amanatnya, kecuali seseorang yang mengambil amanat itu dengan hak sebagaimana mestinya dan menunaikan apa yang dibebankan atas dirinya perihal amanat yang dipikulkan tadi. (HR. Muslim).
Sudah sepatutnya sebagai penguasa akan membuat solusi yang solutif untuk rakyatnya. Karena dalam kasus ini masa depan jutaan anak bangsa dipertaruhkan. Jangan sampai generasi penerus kita terbayang-bayang bahaya polusi yang mengancam. Wallahu alam.
Penulis: Ummu Bisyarah (Malang, Jawa Timur)