PUISI, Lorongka.com— Saat diri ini merasakan keyamanan dan kenapa kau mulai berubah setiap hari, yang telah kulalui kenapa bayanganmu masih selalu mengikuti.
Diri ini berusahan mengeti apa maksudmu walau kesibukan yang kau miliki
tapi aku selalu menunggu kabarmu
tapi ternyata kau sibuk dengan pelukan baru.
Hati ini ingin mengatakan lewat tetesan air mata yang ingin jatuh diiringi hujan
di malam hari yang disebut gelap.
Walau aku memilih tangan baru yang meragkulmu, menuntunmu menuju jalan yang kau inginkan ataukah pelukan baru yang kau pilih sehingga kehangatan yang aku berikan kau lupa bagaimana wujudnya.
Aku pernah munyuapimu bahkan memakan sisamu dan gelas yang menyentuh bibirmu masih aku ingat dan aku simpan.
Yah itulah aku dengan semua kebodohan yang menganggap kaulah yang diciptakan menjadi tulang rusuk yang dekat dari hati.
Namun kamu adalah belatih yang menyerupai tulang yang menggores luka yang tertancap di hati hingga berbekas sampai saat ini.
Jikalau aku memaksa untuk melupakanmu ribuan buku yang aku baca tak akan ada yang bisa mempengaruhiku untuk melupakan kenangan itu bahakan ribuan orang yang mengingatkanku, aku tak akan mendengarnya.
aku tuli aku buta. Iitu dikarenakan kisah yang telah kita rangkai hinga kau hancurkan mimpi itu dengan aroma tubuh baru.
Penulis: Irsan Supardi