Notification

×

Iklan

Iklan

Artikel Terhangat

Tag Terpopuler

Kala Muslim “Memilih” Menjadi Domba

Kamis, 25 Juli 2024 | 09:59 WIB Last Updated 2024-07-25T01:59:06Z

Nur Khalifah (Komunitas Smart Muslimah Ketapang)

LorongKa.com - 
Palestina masih membara hingga detik ini. Laporan harian kementrian Kesehatan Palestina di jalur Gaza pada hari ke-283 agresi penjajah Zionis ke jalur Gaza pada Senin, 15 Juli 2024, bahwa penjajah Zionis melancarkan 3 operasi pembantaian terhadap keluarga-keluarga di jalur Gaza. Operasi itu hingga memakan korban jiwa 80 orang dan korban luka mencapai 216 orang dalam waktu 24 jam. Angka pembantaian yang dilancarkan Zionis di sekolah Abu Ariban dan camp Nuseriat sebanyak 22 Syahid dan 102 orang luka-luka. Sejumlah korban masih tertimbun di bawah reruntuhan dan berada di jalan-jalan di jalur Gaza, petugas medis dan tim SAR belum berhasil mengevakuasi para korban tersebut. Sejak Oktober lalu, sebanyak 88.664 orang meninggal dunia dan 89. 097 orang luka-luka akibat agresi penjajah Zionis. (Sumber : Kementrian Kesehatan Palestina di jalur Gaza, Minggu 14 Juli 2024).


Fakta diatas menegaskan bahwa zionis terlalu sombong. Banyaknya kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia, puluhan resolusi dari PBB, protes keras mahasiswa, hingga masyarakat yang menyadari kondisi ini berbondong-bondong membuat aksi ke jalan demi merdekanya Palestina. Namun tak sedikit pun menggentarkan ambisinya untuk melakukan genosida di Palestina. Justru mereka semakin menggila! 


Hal ini diperparah dengan berita 5 orang si paling intelektual Nahdliyin yang menghadap presiden Zionis. Di lansir dari Republika.co.id, di tengah genosida oleh Zionis Israel terhadap warga Gaza Palestina, sejumlah intelektual muda Nahdliyin diam-diam berkunjung ke negara pendudukan Israel. Dalam foto yang diterima Republika.co.id, para intelektual muda tersebut bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Tidak diketahui persis kapan kunjungan para intelektual muda Nahdliyin tersebut. Menurut informasi, mereka berada di Israel selama pekan lalu. 


Sungguh ironis! Atas seluruh kekejian yang dilakukan oleh Zionis, masih ada yang bermanis muka menempuh jalan diplomasi untuk menegur Israel. Padahal jelas-jelas untuk kebijakan PBB saja masih mereka langgar. Apalagi hanya 5 orang intelektual ini, yang tidak ada hubungannya dan tidak membuat pengaruh apa-apa terhadap Israel. 


Malah membuat keadaan semakin parah, bahwa setelah pertemuan yang diakhiri berfoto ria dengan memberikan senyuman lebar itu, terjadilah pembantaian Al-Mawasi dan Shati yang menewaskan banyak korban jiwa. Ini bukti bahwa Israel menertawakan umat Islam. Mereka tidak mengenal bahasa perundingan. Sungguh menyakiti kaum muslimin sedunia, terutama penduduk Palestina. 


Sesungguhnya penduduk Palestina tidak lemah. Penduduk Palestina memiliki kekuatan jiwa dan fisik diatas manusia pada umumnya. Karena itu, menghentikan penjajahan Israel tidak semestinya dengan jalur lobi lagi. Zionis Israel hanya mengenal bahasa perang. Maka, kekuatan yang sebanding untuk mengusir mereka adalah dengan mengerahkan tentara. Militer lawan Militer. Negara lawan negara. 


Umat Islam yang hidup di berbagai negeri hari ini sebenarnya begitu kuat. Potensi kekuatan militernya tidak bisa dipandang sebelah mata. Contohnya Mesir, dimana angkatan militernya merupakan yang terbesar di benua Afrika. Dilansir dari sindonews.com, Mesir memiliki 5.340 tank, 77.596 kendaraan lapis baja, 1.119 peluncur roket hingga 3.046 artileri, punya 2 kapal pengangkut helicopter, 13 fregat, 7 korvet, 8 kapal selam, serta 42 kapal patrol. Militer Mesir secara umum masih berada di atas Israel, peringkat berdasarkan GFT (Global Fire Power) 2024 menempatkan Mesir di peringkat ke-15, sementara Israel pada posisi ke-17.


Sedangkan potensi militer Turki pada sektor alat tempur darat. Turki memiliki 2.229 tank, 112.476 kendaraan lapis baja, 1.038 artileri self-propelled, 2.107 towed artillery dan 516 proyektor roket seluler, pada sektor laut Turki memiliki 12 kapal selam, 16 kapal fregat, 9 korvet, 34 kapal patrol, 11 mine warfare. Sektor udara Turki memiliki 205 pesawat tempur, 83 pesawat angkut, 270 pesawat latih, 22 pesawat misi khusus, 7 aerial tanker, 478 helikopter serang.


Bagaimana dengan Indonesia, yang statusnya negeri dengan kaum muslimin terbesar di dunia? Mengutip dari laman liputan6.com, angkatan udara Indonesia tercatat memiliki 474 pesawat tempur termasuk 41 Fighter dan 37 attack helicopters, angkatan laut tercatatan memiliki 333 aset, termasuk 8 kapal perang jenis frigates, 25 jenis corvettes dan 4 kapal selam, angkatan darat militer Indonesia memiliki 313 tank, 11.604 kendaraan tempur, 153 self-propelled artillery, 144 towed artillery dan 63 rocket projectors. Sungguh kekuatan yang dahsyat.


Apalagi jika digabungkan dengan negeri-negeri muslim lainnya? Seperti Pakistan, Uzbekistan, Malaysia, dan lain-lain? Tentu jauh lebih besar dibandingkan tentara Zionis.


Hanya saja, semua potensi itu tidak bisa disatukan akibat sekat-sekat nasionalisme yang sudah dibuat oleh penjajah. Nasionalisme membuat negeri-negeri tersebut sibuk dengan urusan dalam negerinya saja. Batas-batas teritorial itu membuat kaum muslimin di suatu negeri tak berdaya saat muslimin di Palestina dibantai. 


Maka, satu-satunya insititusi yang mampu menyatukan umat dan mengerahkan pasukan kaum muslimin sedunia hanya Khilafah Islamiyyah. Sejarah mencatat dengan tinta emas selama 1400 tahun, bahwa Khilafah mampu menyejahterakan dan memberikan kedamaian dalam kehidupan umat manusia. Bahkan tidak hanya bagi kaum muslimin, tapi juga non muslim dan seluruh alam. 



Zionis merasa menang bukan karena mereka singa, melainkan umat Islam yang memilih menjadi domba. Tokoh-tokoh Zionis sebenarnya gentar menghadapi umat Islam. Seperti pernyataan Panglima Zionis Moshe Dayan mengatakan “Mengapa sekarang umat Islam kalah? Karena mereka pemalas tidak mau belajar dari sejarah dan mereka tidak pandai membuat rencana”. Lalu perdana Menteri Zionis ke empat yaitu Golda Meir mengatakan : “Ketika kami membakar Masjid Al-Aqsha, sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Aku takut bangsa Arab berbondong-bondong memasuki Israel dari segala penjuru. Tapi, ketika keesokan pagi tiba, aku baru tahu bahwa kami bisa berbuat apapun yang kami inginkan. Karena sebenarnya kami sedang berhadapan dengan umat yang tidur”.


Khilafah benar-benar menjaga tanah Palestina. Seperti Khalifah Sultan Abdul Hamid II yang mengatakan kepada Zionis yang mencoba “membeli” Palestina dengan menawarkan pembayaran utang khilafah sebagai imbalan atas dukungan terhadap pendirian ‘tanah air Yahudi’ mereka. Beliau mengatakan, "Saya tidak akan melepaskan tanah ini walaupun segenggam, karena ia bukan milikku, melainkan milik umat Islam yang telah berjihad menyiraminya dengan darah mereka, hanya jika Daulah Khilafah dimusnahkan pada suatu ketika, maka kalian boleh mengambilnya tanpa perlu membayar sepeserpun, karena selama aku hidup, aku lebih memilih menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat tanah ini dikhianati dan terlepas dari kekhalifahan. Sungguh negeri yang diperjuangkan dengan kilatan pedang, tak akan layak dijual hanya dengan kepingan-kepingan emas!"


Oleh karena itu, seruan untuk menghentikan pembantaian di Gaza saat ini harus sejalan dengan pembebasan penuh yang tidak hanya menyerukan gencatan senjata semata. Tapi mengirimkan pasukan tentara untuk perang. 


Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-Anfal 72 Allah berfirman : “….Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib menolong”.


Wallahu Alam Bissawab


Penulis: Nur Khalifah

×
Berita Terbaru Update