Notification

×

Iklan

Iklan

Artikel Terhangat

Tag Terpopuler

Ilusi Ketenangan

Sabtu, 31 Agustus 2024 | 22:31 WIB Last Updated 2024-08-31T14:31:37Z

Ikbal Tehuayo

LorongKa.com - 
Kita dihujani sedemikian gila oleh ilusi ketenangan, terjerumus lalu terkurung pada kepalsuan.


Apalagi banyak dari bangsa Konoha bermazhab otak jongkok ples cuti nalar, buramlah penglihatan akan ketenangan yang sesungguhnya.


Sejenak menoleh kiri-kanan kita, tak sedikit  dijumpai orang-orang mencari ketenangan dengan beragam rupa. 


Ada yang mengira ketenangan itu di puncak gunung, aliran sungai, danau, laut atau ketenangan itu akan datang bila berlibur lintas negara dengan biaya mahal.


Kaum candu medsos dua puluh empat karat apalagi, ketenangan bagi mereka adalah postingan banyak dan menimbun pengikut. 


 kadang kita terlalu purba dan pincang memaknai ketenangan, bahkan dungu kuadrat memahaminya, itulah akar dari pencarian kita atas ketenangan tak berujung, akhirnya kehampaan yang ditemui.


Qur'an menginformasikan bahwa ketenangan itu diturunkan, artinya ketenangan tak ada di bumi tapi di langit.


Solusi yang ditawarkan adalah Perbanyaklah ingat Tuhan maka jaringan dan sinyal ketenangan akan terhubung menangkap ketenangan.


Ketenangan Allah letakan pada hati yang bergerak mengingat-Nya, agar semua manusia bisa mengaksesnya. 


Kalau ketenangan diletakan di puncak gunung, bagaimana dengan mereka yang tidak kuat mendaki? Kalau ketenangan diletakan pada harta yang berlimpah, bagaimana dengan mereka yang hidup serba kekurangan? Kalau ketenangan di letakan pada pangkat dan kedudukan, bagaimana dengan mereka yang hidup sebagai petani dan nelayan? Terlihat jelas keadilan Allah mengatur segala sesuatu.


Kalau anda seorang jomblo lailatul kadar, jomblo  yang diperpanjang sekian bulan ramadhan, jangan khawatir, anda bisa mengakses ketenangan. Bila anda adalah lelaki yang ditolak dari segala jenis mertua dan degradasi dalam klasemen seleksi wanita level kampung, jangan bersedih hati, anda bisa akses ketenangan.


Selama anda punya hati, jangan bersedih, ketenangan bisa kau genggam, kecuali hati anda di culik si dia. hehe, becanda.


Mari kita renung-pikirkan, bahwa tak sedikit orang miskin juga bisa bahagia, yang tidak bisa melihat, mendengar bahkan tidak bisa berjalan dan berbicara sekalipun bisa bahagia, kenapa? Karena mereka bisa mengakses ketenangan dengan hati.


Seketika anda menjadi bebal dan kerasukan Qarun bila menganggap satu-satunya cara untuk mendapatkan ketenangan adalah harta benda, tanpa harta benda anda menjadi gelisah.


Di era Globalisasi dan ledakan informasi membuat letak geografi seakan tak bermakna lagi dalam hal kecepatan informasi, membuat pikiran kita kadang tersihir dengan mudah tentang apa itu ketenangan.


Tayangan para aktris dan orang-oran berduit memamerkan kemewahan rumah, mobil mewah, makan di hotel berbintang hingga pulang pergi dari satu negara ke negara lain membuat sebagian orang tertipu dan berkata, "andai saja saya seperti itu pasti hidupku tenang dan bahagia."


Ketertipuan inilah yang membuat persepsi kebahagian manusia diukur dari seberapa banyaknya harta kekayaan seseorang, padahal harta bukanlah sumber utama kebahagiaan tapi ketenangan hati.


Mari kita melihat catatan sejarah, kalau semakin kaya harta benda semakin bahagia, lalu kenapa Abdurrahman bin Auf ingin merelakan semua hartanya di jalan Allah agar ia menjadi miskin? Menurut Ustadz Adi Hidayat, bila harta kekayaan Abdurrahman bin Auf di konfersikan dari dulu ke sekarang mencapai 72.000 triliun. Harta orang terkaya saat ini hanya mencapai  3000 triliun, artinya saat ini  belum ada manusia sekaya Abdurrahman bin Auf.


Selain itu, Nabi Muhammad juga perna ditawarkan Allah untuk menjadikan semua bukit-bukit di Makkah menjadi emas, tapi Nabi Muhammad lebih memilih sehari lapar dan kenyang pada hari berikutnya, agar disaat lapar Nabi mengingat Allah dan bersyukur disaat kenyang.


Ada dua poin sumber ketenangan yang bisa kita lihat jelas dari tawaran bukit emas kepada Nabi Muhammad, yakni mengingat Allah dan selalu bersyukur kepada Allah.


Syekh Mutawalli asy-Sya'rawi mengatakan,"Rezeki terindah bukanlah harta, Tetapi ketenangan hati dan  jiwa." Meski dapat kau capai samudra yang mempesona, gunung dan semua jenis keindahan alam yang ada di semesta ini, namun semua itu tak dapat membawa kebahagiaan bila hati selalu cemas. 


Bila ketenangan berada pada sujud dan syukurmu, lalu mengapa kau mencarinya ke ujung dunia? Memang begitulah manusia seperti yang dijelaskan Qur'an, kebanyakan dari mereka tidak berpikir.


Penulis: Ikbal Tehuayo

×
Berita Terbaru Update