Notification

×

Iklan

Iklan

Artikel Terhangat

Tag Terpopuler

Sulitnya Peranan Guru PAI dengan Kebijakan yang Bertentangan dengan Syariat

Rabu, 21 Agustus 2024 | 13:26 WIB Last Updated 2024-08-21T05:26:31Z

Elli Nopitasari

LorongKa.com - 
Baru-baru ini ribuan guru Pendidikan Agama Islam jenjang TK, SD, SMP, dan SMA se-Kabupaten Bandung melaksanakan silaturahmi akbar dan seminar nasional di Dome Bedas Soreang, Kabupaten Bandung, pada Minggu, 11/08/2024, untuk membahas peranan guru PAI dalam membentuk generasi muda cerdas dan berakhlakul karimah.


Silaturahmi akbar dan seminar tersebut bertema “Optimalisasi Peran Guru PAI dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan, Tantangan, dan Peluang Menuju Bandung Bedas”. Dalam kegiatan tersebut, Bupati Bandung Dadang Supriatna mengungkapkan bahwa pemerintah Kabupaten Bandung sudah memberikan dukungan dan kontribusi serta langkah kongkret terhadap pendidikan, baik dalam kesejahteraan guru maupun penyediaan prasarana dan pelatihan. 


Dalam menghadapi Indonesia Emas 2045, peranan guru PAI ini diharapkan dapat membentuk karakter dan akhlakul karimah anak-anak bangsa, tidak hanya dicukupkan untuk mencerdaskan anak bangsa dengan ilmu saja tanpa dibarengi ilmu agama. 


Hal ini salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar bisa melaksanakan tugas dan fungsi dengan baik demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia. 


Namun, tugas guru PAI itu sangatlah berat karena tidak didukung dengan sistem pendidikan yang diterapkan di negeri ini, yang berpijak pada sekulerisme kapitalis. Kebijakan-kebijakan yang dijalankan pemerintahan tidaklah menyertakan agama dalam mengatur rakyatnya, baik dalam bidang pendidikan maupun bidang lainnya. 


Bahkan tak sedikit yang mengambil keuntungan dari menjalankan kebijakan tersebut. Hal ini bertentangan dengan harapan untuk membentuk generasi muda cerdas dan berakhlakul karimah. Seperti kebijakan penyediaan alat kontrasepsi bagi siswa, yang mana dalam ajaran agama mendekati zina saja sudah dilarang. 


Namun negara serasa melegalkan perbuatan zina di kalangan siswa dengan memfasilitasinya melalui alat kontrasepsi tersebut. Alih-alih solusi pergaulan bebas, aturan ini malah membuat generasi muda menjadi rusak.


Peranan guru PAI yang dituntut untuk memperbaiki dan membentuk akhlakul karimah memang mendapatkan apresiasi dari pemerintah, namun kendalanya juga bersumber dari kebijakan pemerintah yang tidak memperhatikan kemaslahatan umat, baik dalam segi pendidikan generasi muda maupun birokrasi yang mencari keuntungan di setiap kebijakannya. Di sisi lain, dalam Islam, peranan guru sangatlah dihargai dengan berbagai reward, mulai dari jaminan kesehatannya, kehidupan sosialnya, pendidikannya, kelayakan upahnya, dll.


Pemerintah harus mendukung penuh pembentukan karakter anak yang cerdas dan berakhlakul karimah dengan program kebijakan yang sesuai dengan syariat. Oleh karena itu, agar dapat mencapai tujuan pendidikan tersebut, dibutuhkan peranan pemerintah atau negara yang memfasilitasi dan membantu tugas guru PAI dalam menggapainya. 


Pemerintah atau negara yang tidak abai terhadap pendidikan agama dan memperhatikan syariat dapat segera menciptakan generasi muda yang cerdas dan berakhlakul karimah, yang dapat berkontribusi pada kemajuan bangsa dan negara, juga bagi agama Islam. Wallahu a’lam.


Penulis: Elli Nopitasari

×
Berita Terbaru Update