Nada Navisya S. Pd (Mahasiswi UNY)
LorongKa.com - Sudah 327 hari sejak 7 oktober 2023 terhitung genosida yang dilakukan oleh Zionis Israel. Genosida yang berkedok perang ini sudah menewaskan sebanyak 40.200 warga Palestina yang sebagiannya adalah perempuan dan anak-anak,sedangkan korban luka-luka mencapai 93 ribu lebih.
Penderitaan warga gaza belum selesai sampai disitu, mereka dipaksa angkat kaki dari rumah mereka dan berjalan berkilo-kilo meter untuk mencari wilayah aman yang masih tersisa, mereka membawa anak-anak dan istri yang masih selamat setelah penyerangan yang dilakukan Israel. Namun nyatanya, tidak ada tempat yang aman bagi mereka, warga gaza terus diminta pindah dari satu tempat ke tempat lainnya, bahkan tempat pengungsian mereka acap kali menjadi sasarannya zionis laknatullah. Pengusiran terus dilakukan, warga sipil dari Gaza utara diusir ke ke Gaza selatan, setelah Israel mengklaim bahwa zona tersebut merupakan zona kemanusiaan yang aman. Awalnya, zona tersebut meliputi 63 persen total wilayah gaza, namun setelah serangan Israel ke Khan Younis dan Rafah, zona yang katanya aman ini terus dipersempit sampai hanya tersisa 3,5 persen area saja yang dapat digunakan warga gaza untuk berlindung.
Zona aman yang berkurang telah memperburuk krisis yang terjadi pada warga Gaza, Israel juga memutuskan pasokan listrik ke gaza, menghentikan pengiriman bahan bakar, menghentikan pasokan air, komunikasi, makanan, dan bantuan medis, termasuk menutup perbatasan sehingga bantuan dari luar tidak bisa masuk kecuali atas persetujuan Israel. banyaknya warga yang luka-luka juga membuat sekitar 60 persen obat-obatan esensial dan 83 persen pasokan medis di Gaza telah habis, akibat genosida berkepanjangan serta kontrol dan penutupan perbatasan oleh Israel.
Kendati sudah banyak kecaman, perundingan damai untuk menghentikan serangan ini terus dilakukan, namun Israel tidak menggubris satupun keputusan dari perundingan tersebut, bahkan PBB dan lembaga internasional lainnya tak mampu untuk menghentikannya. Lantas jika lembaga internasional saja tidak mampu dan para pemimpin muslim tidak ada yang peduli, maka siapa lagi yang bisa menghentikan zionis Israel atas genosida yang dilakukan mereka kepada palestina?
Sistem Kapitalisme yang diemban oleh barat dan kaum muslim itu sendiri agaknya menjadi dalang dari ketidakpedulian dan ketidakberdayaan pemimpin di negeri muslim untuk menolong saudaranya di Gaza, mereka bahkan menjadi antek-antek barat dan bekerja sama dengan zionis di tengah tumpah darah yang dialami saudaranya di Gaza. Sistem ini telah berhasil membuat kaum muslimin di seluruh dunia terkotak-kotak karena ide nasionalisme, adanya nation-state ini membuat umat Islam dan pemimpinnya hanya bisa mengecam dan menonton pembantaian yang dilakukan terhadap saudaranya. Adanya paham ini juga membuat tentara-tentara kaum muslimin yang jumlahnya sangat banyak ini tidak bisa bersatu, padahal jika tentara kaum muslimin disatukan maka akan menjadi tentara yang tak terkalahkan. Hal ini kembali membuktikan bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem gagal dan merusak, bahkan adanya genosida pun tak mampu diselesaikan.
Perlu diketahui bersama, bahwa genosida yang terjadi di Gaza adalah imbas dari perang ideologi yang sedang terjadi antara ideologi barat kapitalisme dan ideologi Islam. Sayangnya ideologi Islam baru diemban oleh individu saja dan belum diemban oleh negara. Karena itu yang melawan adalah muslim palestina dan individu yang berideologi islam saja. Padahal perang ini adalah perang melawan negara, sehingga membutuhkan tegaknya negara berideologi Islam, yaitu khilafah yang akan mendorong adanya jihad. Karena jika perang fisik dilawan dengan fisik, tidak bisa hanya dengan two state solution atau perjanjian damai, karena tanah palestina dari awal sudah menjadi tanah kaum muslimin. sedangkan perjanjian damai pun tidak akan menyelesaikan masalah ini, buktinya sampai sekarang Israel masih melakukan genosida terhadap warga Gaza bahkan sanksi pun tidak digubris olehnya.
Sehingga Jihad adalah satu-satunya cara untuk membebaskan Palestina. Tentara kaum muslimin harus dikerahkan untuk melawan Israel dan otak di belakangnya. Namun, tegaknya Khilafah membutuhkan kesadaran yang sama, di tengah umat, bahwa tanah Palestina merupakan tanahnya kaum muslimin, kaum muslimin di Palestina adalah saudara kita, dan Allah SWT, memerintahkan kita untuk menolong sesama kaum muslimin, bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa “Hancurnya dunia lebih ringan di sisi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang muslim” HR an-Nasa’i. Wallahu’alam
Penulis: Nada Navisya S. Pd.