Faizul Firdaus, S.Si
LorongKa.com - Bulan oktober mengingatkan kita bahwa tragedi pembantaian dan penghancuran yang dilakukan Israel di palestina sejak badai al aqsa, sudah berlalu 365 hari atau 1 tahun. Dalam kurun waktu tersebut sudah puluhan ribu warga palestina yang syahid. Mayoritas mereka yang syahid terdiri dari wanita dan anak-anak. Bangunan-bangunan di gaza dan rafa hancur rata dengan tanah. Warga yang tersisa hidup di bawah puing-puing bangunan. Suara dentuman rudal adalah musik pengantar tidur mereka.
Warga gaza secara khusus dan palestina secara umum adalah kaum muslimin yang teguh mempertahankan tanah mereka dan masjidil aqsa mereka. Apapun yang menimpa mereka, tidak terbersit keinginan untuk meninggalkan bumi palestina. Dari gaza kita belajar tentang arti tawakal. Mereka benar-benar menunjukkan sikap tawakal tersebut. Mereka benar-benar menyerahkan hidup dan matinya untuk menjaga bumi Palestina. Mereka yakin kepada Allah SWT bahwa tidak ada yang sia-sia dari apa yang mereka lakukan. Warga Gaza telah mengajarkan kepada kita arti sabar. Bahwa sabar itu ada sabar menanggung beratnya ujian dan sabar membawa kebenaran.
Bila kita bertanya apa yang membuat mereka begitu teguh dalam mempertahankan bumi Palestina karena mereka yakin akan dua kemuliaan yang akan mereka dapat. Yaitu hidup mulia dan mati sebagai syuhada. Al qur’an telah terhujam dalam jiwa-jiwa mereka sedari mereka dalam kandungan. Kecintaannya kepada Allah Rasulullah dan jihad di jalanNya diletakkan di atas segala-galanya.
Bila mereka telah menunjukkan tentang kualitas seorang muslim, maka sungguh kini saatnya kaum muslimin di luar Palestina pun harus menunjukkan kualitas kesilamannya. Bila muslim Palestina sudah ridho untuk hidup dalam perjuangan, maka kini apa upaya kita untuk ikut membebaskan Palestina?
Berbicara tentang solusi permasalahan Palestina, maka kita harus sama dulu dalam memandang akar permasalahannya. Karena Ketika kita tidak tepat menetapkan akar permasalahan maka solusinya nanti juga akan tidak tepat. Akar permasalahan persoalan palestina tidak lain dan tidak bukan adalah karena adanya penjajahan zionis Israel di bumi palestina sejak tahun 1948. Migrasi warga yahudi besar-besaran dari berbagai wilayah ke bumi Palestina terjadi atas restu negara-negara barat. Sejak saat itu mulailah tampak arogansi yahudi Israel di Palestina. Mereka yang awalnya pendatang mulai berani berlaku sewenag-wenang. Awalnya mereka membeli tanah tapi kemudian terjadi episode perampasan anah oleh zionis yahudi Israel. Hal tersebutlah yang terjadi selama bertahun-tahun hingga hari ini.
Maka Ketika akar permasalahannya adalah penjajahan oleh zionis yahudi Israel, maka solusinya adalah menghentikan penjajahan tersebut. Upaya diplomasi yang sejak lama digagas oleh Lembaga Internasional terbukti tidak pernah diindahkan oleh Israel. ini menegaskan memang mereka tidak mau berdamai. Maka dunia Islam pun harapannya bisa mengambil Langkah yang satu yaitu menurunkan tentara dan militernya untuk membantu saudara sesame muslim di Palestina yang tengah mengalami genocida.
Kaum muslimin terlebih para penguasa negeri-negeri muslim hendaknya khawatir akan sulitnya pengadilan Allah SWT di hari akhir, bila hari ini tidak membantu saudara sesama muslim yang tengah meregang nyawa. Allah berfirman dalam salah satu ayat di al Qur’an bahwa “Siapa saja yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia.” (QSL al-Maidah [5]: 32). Menghilangkan 1 nyawa tanpa haq sama dengan menghilangkan nyawa seluruh manusia. Oleh karena itu negeri-negeri muslim harus Bersatu untuk menolong Palestina dengan mengirimkan tentara militernya untuk mengakhiri arogansi Israel dan penjajahan mereka. Wallahua’lam bisshowab
Penulis: Faizul Firdaus, S.Si.
