Notification

×

Iklan

Iklan

Artikel Terhangat

Tag Terpopuler

KaburAjaDulu: Cermin Kegagalan Sistem dan Kesenjangan Ekonomi Global

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:40 WIB Last Updated 2025-02-22T05:40:01Z

Heni Purwaningsih, Team founder THK (komunitas hijrah Klaten), owner Acha Hijab syar'i, pegiat kajian ibu-ibu dan remaja

LorongKa.com - 
Tagar #KaburAjaDulu belakangan ini menjadi tren di media sosial, khususnya di platform X (Twitter). Ungkapan ini menjadi representasi kekecewaan generasi muda terhadap realitas kehidupan di negeri sendiri yang semakin sulit. Banyak dari mereka mulai mencari peluang di luar negeri, baik melalui jalur pendidikan maupun pekerjaan, dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Fenomena ini bukan hanya sekadar tren sesaat, tetapi mencerminkan kegagalan sistem dalam menyediakan kesejahteraan bagi rakyatnya.


Fenomena Kabur: Antara Harapan dan Keterpaksaan


Munculnya fenomena brain drain, yakni berpindahnya sumber daya manusia berkualitas dari negara berkembang ke negara maju, semakin memperparah ketimpangan ekonomi global. Banyak anak muda yang merasa bahwa kesempatan untuk berkembang di dalam negeri begitu terbatas. Kualitas pendidikan yang rendah, minimnya lapangan kerja, dan rendahnya standar gaji menjadi faktor utama yang mendorong mereka untuk “kabur” ke negara lain yang lebih menjanjikan.


Tawaran beasiswa ke luar negeri semakin menggoda karena di saat yang sama, sistem pendidikan dalam negeri justru mengalami stagnasi. Sementara itu, sulitnya mencari pekerjaan dengan gaji layak di dalam negeri kontras dengan banyaknya peluang kerja di luar negeri, baik bagi tenaga terampil maupun pekerja kasar dengan bayaran yang jauh lebih tinggi. Semua ini memperlihatkan bahwa ada yang salah dengan kebijakan ekonomi dalam negeri yang seharusnya bertanggung jawab dalam menciptakan kesejahteraan rakyatnya.


Kesenjangan Ekonomi yang Kian Lebar


Fenomena ini tidak bisa dilepaskan dari sistem ekonomi kapitalisme yang menjadi asas negara. Kapitalisme secara inheren menciptakan ketimpangan, baik di tingkat nasional maupun global. Negara-negara berkembang seperti Indonesia terus berjuang menghadapi eksploitasi ekonomi dari negara-negara maju yang menguasai sumber daya dan teknologi. Di dalam negeri sendiri, kesenjangan antara kaya dan miskin semakin melebar akibat kebijakan yang lebih menguntungkan segelintir elite dibandingkan masyarakat luas.


Liberalisasi ekonomi yang semakin menguat semakin memperburuk keadaan. Dengan dalih investasi dan pertumbuhan ekonomi, kebijakan yang diambil justru semakin menekan rakyat kecil. Ketika negara gagal menyediakan lapangan kerja yang layak, tidak heran jika generasi muda lebih memilih untuk mencari peluang di luar negeri daripada bertahan dalam ketidakpastian.


Islam sebagai Solusi: Negara Wajib Menjamin Kesejahteraan


Islam memiliki pandangan yang sangat berbeda dalam mengelola kesejahteraan rakyat. Dalam Islam, negara bertanggung jawab penuh dalam memastikan setiap individu mendapatkan kebutuhan dasarnya, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan kesejahteraan ekonomi. Negara dalam sistem Islam diwajibkan untuk:


1. Menyediakan lapangan kerja bagi setiap laki-laki baligh di berbagai sektor, seperti pertanian, perdagangan, industri, dan jasa. Sumber daya alam yang melimpah seharusnya dikelola secara mandiri oleh negara untuk kesejahteraan rakyat, bukan diserahkan kepada korporasi asing.


2. Menjamin pendidikan berkualitas yang berbasis akidah Islam, sehingga menghasilkan generasi yang tidak hanya berilmu tetapi juga memiliki kesadaran untuk membangun negeri mereka sendiri.


3. Menjalankan kebijakan ekonomi berbasis syariah yang memastikan distribusi kekayaan secara adil dan menghilangkan praktik monopoli, iktikar (penimbunan), dan eksploitasi sumber daya oleh segelintir pihak.


Tegaknya Khilafah: Mewujudkan Dunia yang Adil dan Sejahtera


Dalam sejarah peradaban Islam, khilafah telah terbukti mampu menciptakan kesejahteraan yang merata. Negara Islam di masa lalu berhasil menjadi pusat ilmu pengetahuan, perdagangan, dan industri yang menarik perhatian dunia. Pendidikan dan kesehatan diberikan secara gratis, sementara sumber daya alam dikelola untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan segelintir elit.


Tegaknya khilafah akan menjadi rahmat bagi seluruh alam, menciptakan sistem ekonomi yang adil, serta menjamin kesejahteraan dan keberlangsungan hidup setiap individu. Dengan sistem ini, tidak ada lagi generasi yang harus "kabur" mencari kehidupan yang lebih baik di negeri orang, karena kesejahteraan sejati sudah tersedia di tanah kelahirannya sendiri.


Kesimpulan


Fenomena #KaburAjaDulu bukan sekadar tren, tetapi potret nyata dari kegagalan sistem kapitalisme dalam menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Kesenjangan ekonomi yang terus melebar baik di tingkat nasional maupun global menjadi bukti nyata bahwa sistem ini tidak mampu memberikan keadilan bagi semua. Islam sebagai sistem yang sempurna telah memberikan solusi yang jelas dalam menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali. Saatnya umat menyadari bahwa perubahan nyata hanya bisa terwujud dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah dalam naungan khilafah.


Penulis: Heni Purwaningsih. 

×
Berita Terbaru Update