Surti Nurpita
LorongKa.com - Hashtag kaburajadulu sedang membanjiri berbagai platform media sosial. Berangkat dari keresahan anak muda yang melihat peluang pendidikan yang mahal dan karir yang tidak menjanjikan, banyak anak muda memilih untuk pergi ke luar negeri untuk mencari kedua hal tersebut.
Kesempatan pendidikan yang murah serta peluang kerja yang tinggi di luar negeri dianggap sebagai solusi dalam menghadapi berbagai permasalahan kesenjangan yang terjadi di negeri ini. Banyak pengguna media sosial yang membuat konten ajakan untuk #kaburajadulu dan menunjukkan enaknya hidup di luar negeri.
Beberapa negara yang menjadi tujuan ajakan kabur ini misalnya Korea, Australia, Jepang, dan lainnya. Namun benarkah ajakan ini menjadi solusi ketimpangan pendidikan dan pekerjaan di negeri ini?
Pendidikan Mahal, Kualitas Standar
Sistem Uang Kuliah Tunggal atau sering disebut UKT disebut-sebut membuat biaya pendidikan semakin mahal. Pendidikan tinggi terutama, pada akhirnya hanya dapat dinikmati oleh orang-orang tertentu yang berkecukupan secara materi. Meskipun dengan biaya yang mahal, nyatanya Pendidikan di negeri ini tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas pengajarannya.
Biaya pendidikan mahal sebab kampus membebankan biaya operasional kampus pada uang pembayaran mahasiswa. Dana pendidikan dari pemerintah yang digelontorkan kepada kampus sangat terbatas, sehingga kampus mencari berbagai cara untuk mendapatkan uang yang kadang tidak berkorelasi positif dengan peningkatan kualitas pengajaran yang diberikan.
Pengelolaan pendidikan yang demikian jauh berbeda dengan pengaturan Islam dalam mengelola pendidikan. Islam berangkat dari sabda Rasulullah saw, “Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, bagi muslim laki-laki dan muslim Perempuan”, maka Islam akan memberikan berbagai kemudahan untuk masyarakat dalam mengakses pendidikan.
Pemerintah melalui sistem ekonomi akan mengatur pendapatan dan pengeluaran negara sesuai dengan Islam dan memberikan alokasi besar kepada bidang pendidikan. Hal ini pernah diterapkan masa Khilafah Turki Utsmani, yakni dengan pembiayaan dari Baitul Maal, membuat pendidikan menjadi gratis dan semua elemen masyarakat dapat menikmati fasilitas pendidikan tanpa harus membayar biaya yang mahal. Dengan demikian, tidak ada keinginan masyarakat untuk pergi dari wilayah negara Islam karena pendidikan sudah terjamin.
Pekerjaan yang Layak dan Mencukupi
Salah satu tujuan masyarakat Indonesia merantau ke luar negeri adalah untuk mencari pekerjaan yang layak dengan gaji yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup yang semakin meningkat, harga berbagai kebutuhan yang juga tinggi menuntut masyarakat untuk memiliki gaji yang lebih banyak lagi agar kebutuhan bisa tercukupi.
Sementara di Indonesia, mencari pekerjaan dengan gaji yang layak tidak mudah, dan harus bersaing dengan ratusan bahkan ribuan pencari kerja lainnya. Maka dari itu tidak heran banyak yang berusaha mencari alternatif penghasilan layak dan cukup dengan bekerja di luar negeri.
Namun demikian, berbeda halnya dalam peradaban Islam. Pemerintah akan memiliki mekanisme pengaturan ekonomi yang sesuai syariat Islam, dan menjadikan pengurusan terhadap rakyat sebagai concern utama. Pengelolaan pendapatan negara dan sumber daya alam yang tepat membuat negara mampu mengatur harga-harga kebutuhan pokok agar tidak melambung.
Selain itu negara juga memiliki pemahaman bahwa laki-laki adalah pencari nafkah, sehingga lapangan pekerjaan akan dibuka selebar-lebarnya untuk laki-laki agar mampu mencukupi kebutuhan keluarganya. Jika harga kebutuhan murah, maka masyarakat tidak perlu bersusah payah mencari pekerjaan dengan gaji tinggi untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Begitulah seharusnya pengaturan ekonomi dalam Islam sehingga mampu menjadikan pendidikan mudah diakses siapapun dengan harga terjangkau, dan pekerjaan pun juga tersedia melimpah demi menjalankan aturan syariat yang sudah ditetapkan Allah swt.
Penulis: Surti Nurpita.