Wiwit Nurahayu
LorongKa.com - Banyak peristiwa yg terjadi pada tahun 2024,khususnya pada umat muslim. Masih terjadi gesekan antar umat,krn situasi politik yang mendominasi di tahun 2024. Akan tetapi menurut pakar sosiologi hukum Prof.Suteki menganalisa gesekan yang terjadi tidak terlalu buruk dibanding tahun sebelumnya. Persekusi terhadap umat muslimpun tidak begitu marak di tahun 2024.
Tidak spesifik kepada umat muslim,yang terjadi di tahun 2024. Penegakan Hukum di Indonesia tidak menunjukkan kualitas yang baik.
Hukum di negeri ini terkesan hanya melegitimasi kekuasaan. Kriminal pada aparat penegak hukum dan korupsi yang tinggi menunjukkan hukum di Indonesia terkesan main-main mengatasinya. Vonis 6,5 tahun pada Harvey Mouis yang diduga telah merugikan 271 T ini menunjukkan hukum di negeri ini diskriminatif (tebang pilih).
Lembaga Internasional menyoroti hukum di Indonesia dan hasil survey yang dilakukan oleh organize craim report program yang menominasikan mantan Presiden Jokowi masuki 5 besar yang diduga melakukan pelanggaran hukum di bidang korupsi.
Juga tidak mendapati perbaikan positif khususnya kepada perkembangan muslimah di tahun 2024. 5 juta penduduk yang dibawah garis kemiskinan,memaksa para perempuan bekerja bahkan tidak sedikit dari mereka menjadi buruh migran. Program RPJMN yakni Pemberdayaan ekonomi dan perlindungan kepada perempuan sampai sekarang hanya bermakna mengarahkan untuk mengoptimalisasi peran perempuan dibidang ekonomi.
Regulasi yang ada semakin mengarahkan keluarga khususnya identitas diri/muslimah untuk jauh dari syariat. Menghadapi isu Palestina suara perempuan/muslimah juga tidak cukup lantang menyuarakan pembelaan terhadap perempuan dan anak-anak yang hampir 78% menjadi korban genosida sejak 7 Oktober 2023. Warning untuk muslimah khususnya pada sistem hari ini untuk memperbaiki diri.
fenomena di tahun 2024 perempuan sebagai independent woman,desakan kebutuhan ekonomi tidak sedikit membuat mereka sebagai tulang punggung keluarga. Selain karena faktor ekonomi,mengejar karir demi eksistensi dan prestise juga menjadi penyebab menurunnya angka pernikahan sejak 2023. Laki-laki menunda pernikahan karena belum mapan secara materinya juga menjadi penyebabnya. Pergeseran pemikiran anak-anak muda tentang pernikahan yang tidak lagi menjadi hal yang diinginkan tetapi menjadi pilihan, harusnya hal ini segera ditangkap pemerintah karena dengan menurunnya natalitas, diperburuk kampanye oleh public figur menambah ketakutan anak muda menikah,free sex di usia dini akan menjadi ancaman besar bagi negeri ini.
Kenaikan pajak 12% yg siap menyambut di tahun 2025 juga menjadi kado pahit awal tahun. Analisa dari narasumber terkait kebijakan pemerintah ini dinilai paling berani. Karena akan menimbulkan efek.berantai pada kenaikan semua barang dan jasa. Program berbau polulis diantaranya diskon listrik selama 2 bulan dan bansos BLT sementara menyertai kebijakan tsb. Belum lagi imbas pasar bebas akan menambah problem ditengah industri dalam negeri.
Respon global terhadap Genosida yg terjadi Palestina,menjadi bahan evaluasi tahun 2024 yang juga harus terus mendapat perhatian penting. Begitupun Suriah yang pasca merdeka dibawa lebih dekat dengan barat,pola negara super power termasuk PBB untuk pegang kendali terhadap negeri muslim juga harus menjadi catatan penting umat hari ini.
Ustad Ismail Yusanto memberikan deep insight bahwa di tahun 2025 perlu mengembalikan Islam pada hati dan pikiran.umat muslim. Perlu adanya konstruksi berpikir di tengah-tengah umat,karena semua problem yang terjadi pada.umat muslim khususnya di tahun 2024 yakni agama sinkrinistik,ekonomi kapitalistik dan materialistik,budaya liberalistik, politik demokrasi, ekonomi eksploitatif semua akibat hukum Allah dicampakkan. pelanggaran terhadap hukum Allah terus dilakukan mulai dari level.individu sampai negara. Menyikapi persoalan umat di tahun 2025 persepsi dari hulu harus dirubah/mempunyai perspektif filosofis (fundamental) dalam mencari akar semua persoalan umat. Aktif melakukan dakwah politik dan pemikiran di tengah-tengah umat untuk.mencapai Islam rahmatan lil alamiin.
Penulis: Wiwit Nurahayu